Peristiwa Bulan Syawal: Peran Para Perempuan dalam Perang Uhud yang Tak Banyak Diketahui

17 Mei 2022, 08:44 WIB
/pixabay/Konevi

BERITA BANTUL – Peradaban manusia ini memang didominasi oleh kaum laki-laki. Akan tetapi, bukan berarti bahwa kaum perempuan juga tidak punya peran sama sekali.

Dalam sejarah peradaban Islam pun disebutkan beberapa tokoh perempuan yang mampu berperan dalam berbagai posisi penting.

Di antara peran perempuan yang berpengaruh, terlihat dalam peristiwa perang Uhud.

Baca Juga: Peristiwa Bulan Syawal: Kesyahidan Hamzah bin Abdil Mutthalib yang Mengerikan pada Perang Uhud

Dikutip dari buku Membaca Sirah Nabi Muhammad saw. (Lentera Hati, 2012) karya M. Quraish Shihab, disebutkan bahwa sekian banyak perempuan berperanan besar, bukan saja dalam membantu dan merawat yang luka, tetapi juga mengangkat senjata.

Nasibah binti Ka’ab yang digelari dengan Ummu ‘Imarah terlibat bersama suami dan kedua anaknya dalam Perang Uhud. Perempuan mulia ini ikut membela Rasulullah saw. sampai dia sendiri terluka, tetapi juga berhasil melukai dengan pedang atau tombaknya dua belas orang musuh.

Fatimah putri Rasulullah saw. pun berperan dalam merawat Rasulullah saw. dan mengobati luka-luka yang parah yang didapatkan dari pertempuran di Uhud tersebut.

Baca Juga: Peristiwa Bulan Syawal: Kekalahan Pasukan Islam di Medan Uhud 

Dalam buku The Great Episodes of Muhammad saw. (Noura Books, 2015), Dr. Al-Buthy menyebutkan bahwa pasukan musyrik berhasil mendekati tempat Rasulullah saw. berada.

Mereka melempari beliau dengan batu hingga jatuh tersungkur ke sebuah lubang, salah satu gigi seri beliau tanggal dan kepada beliau terluka. Darah segar mengucur deras dari wajah beliau.

Setelah itu, Fatimah datang dan membasuh darah di wajah Rasulullah saw. dengan air, namun darah masih tetap mengucur. Fatimah segera mengambil sepotong tikar dan membakarnya, lalu abunya diusapkan ke tempat luka hingga darah berhenti dari wajah Rasulllah saw.

saBaca Juga: Peristiwa Bulan Syawal: Perang Melawan Bani Qainuqa yang Mengkhianati Nota Perjanjian Damai 

Sementara itu, di pihak kaum musyrik, perempuan juga turut berperan. Sebagaimana disebutkan oleh M. Quraish Shihab dalam buku Membaca Sirah Nabi Muhammad saw. (Lentera Hati, 2012), perempuan musyrikah sungguh sangat buruk.

Di bawah pimpinan Hindun binti Utbah, mereka mengunjungi para korban sesaat setelah kekacauan pasukan Muslim, lalu memutilasi para syuhada.

Mereka memotong telinga dan hidung serta membelah perut para korban. Hindun sendiri mengunyah hati Hamzah bin Abdil Mutthalib, paman Rasulullah saw.

Baca Juga: Peristiwa Bulan Syawal: Memenangkan Perang Bani Sulaim tanpa Perlawanan

Telinga dan hidung para korban dijadikan oleh Hindun sebagai anting dan kalung, sedang kalung emas dan antingnya dipersembahkan kepada Wahsyi yang membunuh Hamzah sebagai tanda terima kasih.

Demikian inilah peran para perempuan dalam Perang Uhud. Tentu saja terdapat perbedaan besar antara perempuan muslimah dan perempuan musyrikah.***

 

Editor: Joko W

Tags

Terkini

Terpopuler