Kisah Al Junaid Al Baghdadi dan Al Syibli yang Sakit secara Bersama-sama, Perbedaan Sikap Menghadapi Musuh

25 Juni 2022, 20:00 WIB
Kisah Al Junaid Al Baghdadi dan Al Syibli /pixabay/bouassa

BERITA BANTUL – Ada sebuah kisah yang menarik tentang dua tokoh sufi terkemuka pada masanya. Keduanya adalah Al Junaid Al Baghdadi dan Al Syibli.

Kisah keduanya kami sajikan di sini secara ringkas dan sederhana.

Dikutip dari buku berjudul Tadzkiratul Auliya (Zaman, 2018) karya Fariduddin Attar, dikisahkan kedua sufi tersebut dalam satu bahasan yang ringkas. Beginilah kisahnya.

Pada suatu hari, secara bersamaan Al Junaid Al Baghdadi dan Al Syibli jatuh sakit. Seorang tabib non-Muslim pun mengunjungi Al Syibli.

Baca Juga: Ini Cara Sedekah Menurut Para Ulama, Buya Yahya: Tidak Hanya Secara Sembuyi-sembunyi, Ternyata Bisa Juga

“Apa keluhanmu?” tanya tabib.

“Tidak ada,” jawab Al Syibli.

“Apa?” tanya tabib lagi.

“Aku tidak merasa sakit,” jawab Al Syibli.

Baca Juga: Mubaligh Ceramah 4 Kali Sehari Karena Lucu Dakwahnya, Itu Kapan Mutholaahnya Kata Gus Baha

Si tabib itu pun mengunjungi Al Junaid.

“Apa keluhanmu?” tanya tabib.

Al Junaid pun mengatakan setiap hal yang dirasakannya dengan sejelas-jelasnya. Tabib itu lalu memberinya obat kemudian pergi.

Pada lain kesempatan, Al Junaid dan Al Syibli bertemu.

Baca Juga: Dunia Ini Ada yang Membahagiakan dan Ada yang Menyusahkan, Gus Baha: Boleh Susah tapi Sekadarnya Saja

“Bisa-bisanya engkau menerangkan semua keluhanmu kepada seorang non-Muslim?” tanya Al Syibli kepada Al Junaid.

“Agar si tabib itu menyadari, jika sahabat-Nya sendiri diperlakukan-Nya seperti ini, apakah yang akan dilakukan-Nya terhadap musuh-Nya nanti,” jawab Al Junaid.

Setelah itu, berganti Al Junaid yang bertanya kepada Al Syibli, “Mengapa engkau tidak mau mengatakan keluhanmu kepadanya?”

“Aku merasa malu meyampaikan keluhanku kepada musuh Sahabatku,” jawab Al Syibli.

Baca Juga: Hidup di Dunia Ini lebih Baik Dijalani Saja dengan Ceria dan Bahagia, Gus Baha: Daripada Diusir Allah

Inilah perbedaan antara Al Junaid dan Al Baghdadi. Keduanya berbeda pendapat namun tidak ada yang menghalangi persahabatan keduanya.

Al Junaid sebenarnya ingin menampakkan kepada si tabib bahwa orang yang saleh saja mendapatkan ujian dari Allah, apalagi dengan orang yang non-Muslim.

Sementara itu, Al Syibli menyembunyikan sifat Allah sebagai Zat yang memberi ujian agar yang dikenal oleh tabib itu adalah bahwa Tuhannya itu baik.

Baca Juga: Kisah Al Hasan Al Bashri dan Ibn Sirin yang Menafsirkan Mimpi, Kesalehan Menghilangkan Kerenggangan Sosial

Keduanya tidak salah, benar semua. Mereka berdua hanya berbeda cara menyampaikan kebenaran.***

Editor: Joko W

Tags

Terkini

Terpopuler