Kisah Anas bin Malik, sang Pelayan Rasulullah, yang berhadapan dengan Al Hajjaj bin Yusuf, sang Gubernur Zalim

29 Agustus 2022, 21:03 WIB
Di atas dua pundak Anas bin Malik, ada dua singa besar /pixabay/RandyRMM/

BERITA BANTUL – Kisah Anas bin Malik, pelayan Rasulullah saw., yang berhadapan dengan Al Hajjaj bin Yusuf, gubernur zalim.

Anas bin Malik adalah seorang sahabat Rasulullah saw. yang sekaligus pelayan setia beliau. Dia adalah seorang sahabat yang saleh lagi santun.

Di era kekuasaan Bani Umayyah, Anas menjadi salah seorang yang hendak dieksekusi oleh salah seorang gubernurnya yang zalim, Al Hajjaj bin Yusuf Al Tsaqafi.

Al Hajjaj adalah seorang gubernur di bawah kekuasaan Bani Umayah. Dia adalah seorang gubernur yang juga mengeksekusi Abdullah bin Zubair bin Awwam di Mekkah.

Baca Juga: Nabi Menggendong Hasan dan Husein saat Shalat, Gus Baha: Shalat Itu Ibadah, Menyayangi Anak Kecil juga Ibadah

Dikutip dari buku berjudul Qisasul Auliya’ (Qaf, 2020) karya Muhammad Khalid Tsabit, berikut inilah kisah Anas bin Malik yang harus berhadapan dengan Al Hajjaj bin Yusuf Al Tsaqafi.

Al Hajjaj mengutus seorang tangan kanannya untuk menangkap Anas bin Malik. Utusan itu diiringi pasukan tentara berkuda dan bersenjata, karena Al Hajjaj menduga bahwa Anas akan takut atau lari.

Ketika pasukan tentara itu tiba di tempat yang dituju, mereka mendapati Anas sedang duduk tenang sambil selonjoran kaki di depan pintu rumahnya.

Seorang komandan pasukan berkata dengan suara yang sombong, “Penuhilah panggilan Gubernur!”

Baca Juga: Pendapat Ibn Rusyd tentang Keutamaan Perempuan yang Dikutipnya dari Plato

“Siapa gubernur itu?” tanya Anas.

“Al Hajjaj bin Yusuf Al Tsaqafi,” jawabnya.

Tanpa peduli dengan pasukan itu, Anas berkata, “Allah telah menghinakannya. Orang yang mulia adalah ia yang mulia dengan ketaatan kepada Allah dan orang yang hina adalah ia yang hina karena maksiat kepada Allah.”

Komandan pasukan itu pun menyergah, “Jangan banyak bicara! Pergilah dan penuhilah panggilan Gubernur!”

Mereka pun membawa Anas menuju istana Al Hajjaj.

Baca Juga: Imam Malik bin Anas dan Pemikirannya tentang Tradisi Lokal yang Menjadi Dasar Pijakan Mazhab Fikihnya

Ketika Anas dihadapkan pada Al Hajjaj, ia pun ditanya oleh Al Hajjaj, “Apakah engkau Anas bin Malik?”

“Ya,” jawab Anas.

“Engkau yang telah menjelek-jelekkan dan mencela kami,” kata Al Hajjaj.

“Ya,” kata Anas.

“Mengapa?” tanya Al Hajjaj.

“Engkau telah membangkang terhadap Tuhanmu. Engkau menentang sunnah Nabimu. Engkau memuliakan musuh-musuh Allah. Engkau pun menghina para kekasih-Nya,” jawab Anas.

Baca Juga: Kisah Umar bin Khatthab Didoakan Keburukan oleh Seorang Perempuan Janda yang sedang Kepayahan dan Kelaparan

“Al Hajjaj pun murka dan berkata, “Tahukah engkau apa akan aku lakukan terhadapmu?”

Anas menjawab singkat, “Tidak.”

Al Hajjaj berkata, “Aku hendak membunuhmu dengan cara yang paling keji.”

“Seandainya aku tahu nyawaku di tanganmu, tentu aku telah menyembahmu selain Allah,” ujar Anas tanpa gentar.

Mendengar perkataan Anas, Al Hajjaj justru terdiam sebentar lalu memberikan perintah kepada bawahannya, “Bebaskah dia!”

Baca Juga: Kisah Ibrahim bin Adham dan Persahabatannya dengan Sahl Al Tustari; Potret Keluhuran Akhlak yang Terpuji

Anas pun dibebaskan. Ketika Anas pergi, komandan pasukan bertanya kepada Al Hajjaj, “Kami sudah beberapa hari mencarinya sehingga akhirnya kami bisa menangkapnya. Mengapa engkau malah membebaskannya?”

Al Hajjaj menjawab, “Aku melihat di atas kedua pundaknya ada dua singa besar yang mulutnya mengaga. Jika aku menyakiti Anas, tentu kedua singa itu menerkamku.”

Demikian inilah kisah Anas bin Malik yang harus berhadapan dengan seorang gubernur yang zalim.***

Editor: Joko W

Tags

Terkini

Terpopuler