"Njenengan siyam, Pak? (Anda puasa, Pak?" tanya si penumpang.
"Nggih kulo siyam (Ya, saya puasa)," jawab tukang becak.
"Sae, niku!" (Bagus, itu), penumpang itu memberikan pujian.
"Tapi kulo arang Sholat (Tapi saya jarang sholat)," tukang becak mengaku apa adanya.
Penumpang itu diam sejenak. Menjaga ritme pembicaraan tetap santai.
Baca Juga: Gus Miek Blusukan di Diskotik Malam, Bukan Santri Saja yang Ingin Surga
"Semestine njenegan kedah njogo shalat, pak (seharusnya anda harus menjaga sholat, pak)."
"Kranten sholat niku wajib ben dinten (karena sholat itu wajib setiap hari)."
Penumpang itu memberikan sedikit nasehat dengan gaya santainya.
"Tapi kulo panggah siyam, lho pak! (Tapi saya tetap puasa lho pak)," jawab tukang becak.