Jadi Orang Sukses dan Merasa Tidak Butuh Campur Tangan Allah, Gus Baha: Ciri Orang Jelek

- 27 Juni 2022, 06:41 WIB
Gus Baha
Gus Baha /Tangkap Layar YouTube/Universitas Islam Indonesia/

BERITA BANTUL – Sungguh sikap sombong itu tidak layak disandang oleh umat manusia. Terlebih lagi sombong yang sampai keterlaluan sehingga merasa diri menjadi orang yang paling hebat, paling sukses, dan tidak butuh campur tangan Allah.

Sombong yang dilakukan makhluk itu sejatinya sifat iblis. Iblis itulah yang kali pertama menyandangnya saat enggan sujud kepada Nabi Adam a.s. ketika berada di surga.

Jika keturunan Nabi Adam a.s. itu bersikap sombong, maka yang ia contoh adalah iblis. Sikap iblis ini harus kita enyahkan karena bahayanya yang luar biasa.

Baca Juga: Nabi Muhammad yang Jelas-Jelas Tidak Mungkin Punya Dosa pun Bertobat, Begini Lafal Zikir Tobat yang Dibaca

Lebih dari itu, Gus Baha menilai bahwa merasa tidak butuh campur tangan Allah itu sebagai ciri orang yang jelek.

Dikutip dari buku berjudul Dawuh Cinta Gus Baha (2022) disebutkan nukilan-nukilan ceramahnya yang menyejukkan.

Di antara yang disampaikan Gus Baha, “Ciri orang jelek adalah orang yang hidupnya seakan-akan tidak butuh campur tangan Allah.”

Jelek di sini bukan diartikan secara fisik. Jelek ini adalah akhlak yang tidak baik. Bisa saja ada orang yang bagus fisiknya; tampan atau cantik, namun jelek akhlaknya karena sombong.

Baca Juga: Banyak Orang yang Saleh namun Berambisi pada Pangkat dan Jabatan, Gus Baha: Daripada Dipegang Orang Maksiat

Padahal, sikap rendah hati dan merasa bahwa hidup ini harus ada campur tangan Allah itu merupakan kepahaman. Kepahaman di sini berarti kesadaran bahwa segala perbuatan manusia itu tidak akan bisa terjadi tanpa izin-Nya dan itu berarti manusia itu makhluk yang lemah.

Karena manusia adalah makhluk yang lemah, maka pantasnya yang disandang bukanlah kesombongan melainkan kerendahhatian.

Jika sudah rendah hati dan merasa bahwa diri ini lemah, maka ia akan senantiasa memohon kepada Allah dengan berdoa. Doa ini menjadi pengakuan akan keluhuran Allah dan kerendahan diri kita sendiri.

Dengan berdoa, itu berarti merasa butuh kepada Allah. Dengan berdoa, berarti mengenyahkan sikap merasa tidak butuh campur tangan Allah.

Baca Juga: Kisah Ahmad bin Khazruya dan Tujuh Puluh Lilin yang Menyala, Api Keimanan Dihidupkan dalam Tujuh Puluh Jiwa

Gus Baha juga menyampaikan, “Yang menjadi kebanggaan adalah karena diri ini hamba Allah yang selalu butuh kepada-Nya.”

Dengan begitu, harapan kita adalah meraih cinta Allah. Jika sudah peroleh cinta Allah, maka tenanglah kehidupan di dunia ini dan jaminan aman di akhirat kelak.***

Editor: Joko W


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah