Kisah Kewalian Kiai Hamid Pasuruan, Sangat Akrab dengan Syekh Abdul Qadir Al Jailani

- 9 Desember 2022, 15:57 WIB
Kisah Kewalian Kiai Hamid Pasuruan, Sangat Akrab dengan Syekh Abdul Qadir Al Jailani
Kisah Kewalian Kiai Hamid Pasuruan, Sangat Akrab dengan Syekh Abdul Qadir Al Jailani /facebook/adib/

“Tidak abah, cuma tanya saja..”

Sambil pikiran dan perasaan saya berkata: “Ya Allah, subhanAllah.. La haula wala quwwata illa billaaah…”

Walhasil sering masyarakat kita di hari ini sudah kesulitan untuk menjelaskan apa itu waliyullah, apa makna ma’rifat billah, bagaimana hakikat akhlakul karimah hingga makna tawassul dan tabarruk. Maka biarlah cerita Kiai Hamid ini menjelaskan.

Intinya Kiai Hamid tidak mungkin akan menjadi waliyullah dan mendapat karomah ma’rifatbillah tanpa menjaga keagungan akhlak sebagai manusia, menjauhi syuhroh (ketenaran) dan kegemaran beliau untuk selalu bertawassul dan bertabarruk kepada pemimpin para wali Allah, Syekh Abdul Qodir Jailani sebagai bagian kebutuhan mutlak dalam bersuluk thoriqot yang beliau jalani.

Baca Juga: Ijazah Amalan Dzikir Sangat Dahsyat dari Wali Besar, Gus Baha: Saya Ijazahi, Awas Kalau Tidak Hafal!

Dan itulah makna pesan Kiai Hamid kepada Gus Ali Masyhuri Tulangan Sidoarjo yang disampaikan dengan bahasa kiasan, “Lamun gak iso budal dewe, nunuto!”.

Artinya, jika tidak mampu untuk dekat kepada Allah sendiri, maka menumpanglah kepada orang yang dekat kepadaNya. Itulah makna tawassul dan tabarruk yang diajarkan Kiai Hamid kepada kita.

Sehingga jangankan menyebutkan dalam tawassul doa dan dzikir, Kiai Hamid saja tidak pernah absen untuk mengikuti haul Syekh Abdul Qodir al-Jailany di Baghdad, panutan beliau.

Bagaimana dengan kita manusia biasa yang penuh dosa akibat maksiat selalu merasa paling baik dan benar ini?

Kepada Alm. KH. Abdul Hamid Pasuruan, Al-fatihah.

Halaman:

Editor: Muhammadun


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x