BERITA BANTUL - Klaim sepihak Beijing terkait Natuna Utara terus dilancarkan tanpa henti. Sengketa Natuna terlihat diskema dalam jangka panjang.
China memang punya data sejarah terkait Natuna. Kekayaan alam yang melimpah di Natuna diindikasikan terus diincar China.
Disebutkan, 60 persen cadangan minyak dunia ada di Natuna.
Baca Juga: Klaim Laut China Selatan, Beijing 'Usir' Indonesia dari Pengeboran Minyak dan Gas Alam di Natuna
Karena itu, sengketa Natuna seolah tak mau berakhir. Sebelumnya dikabarkan jika pihak Malaysia dan beberapa negara di Asia melaporkan tindakan negeri bambu yang dicurigai telah memata-matai mereka.
Terkait pelaporan tersebut pihak China tak tinggal diam dan memberikan bantahan.
Beijing mengecam laporan keamanan siber yang menuduh China memata-matai negera tetangga mereka di Asia.
Kementerian Luar Negeri China membalas laporan perusahaan keamanan siber yang berbasis di Amerika Serikat (AS), Recorded Future yang menyoroti tuduhan dari beberapa negara Asia yang mencurigai mereka dimata-matai oleh Beijing.
Baca Juga: China Incar 60 Persen Cadangan Minyak Dunia, 2 Kapal Induk AS Masuki Laut Natuna Utara
Laporan Recorded Future mencantumkan bukti peretasan yang disponsori oleh negara China terhadap rival mereka di kawasan Laut Natuna Utara seperti Filipina dan Indonesia.