Perang Terbuka Rusia-Amerika di Depan Mata, Senjata Nuklir Jadi Penyebabnya

- 9 April 2022, 17:13 WIB
Perang Terbuka Rusia-Amerika di Depan Mata, Senjata Nuklir Jadi Penyebabnya
Perang Terbuka Rusia-Amerika di Depan Mata, Senjata Nuklir Jadi Penyebabnya /pixabay/

BERITA BANTUL - Rusia dan Amerika Serikat terus melancarkan perang urat syaraf, khususnya usai Rusia terdepan dari Majlis Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa (HAM PBB).

Perang terbuka Rusia-Amerika makin tak terelakkan. Joe Biden memuji PBB karena sukses depan Rusia. 

Invasi Rusia ke Ukraina menjadi awal konflik besar yang tak berkesudahan.

Baca Juga: Mudik Gratis Untuk Umum, Cek Kotamu, Segera Daftar, 10 Miliar Untuk Dihabiskan Rakyat 'Solo-Purworejo'

Bagi Rusia, operasi khusus yang dilakukan mereka di Ukraina telah menarik masuk kekuatan Amerika Serikat (AS) dan sekutu Barat.

Duta Besar Rusia untuk AS, Anatoly Antonov, menuduh Barat memprovokasi pertumpahan darah dengan memasok senjata ke Kiev.

Pengiriman peralatan tempur dan tentara bayaran, menjadi bukti Ukarina telah membuat potensi pertempuran meluas.

Adanya pasokan senjata dari AS dan Barat, menandakan Ukraina sengaja memancing Rusia menyerang mereka.

Rusia mengecam dan menilai jika tindakan negara-negara Barat sangat berbahaya dan provokatif.

Baca Juga: Hubungan Beijing-Washington Makin Tegang, Tersulut Ketua DPR Amerika Mau Kunjungi Taiwan

Anatoly Antonov mengatakan kepada Newsweek, hal itu dapat menyebabkan konfrontasi militer langsung antara Rusia dan Amerika Serikat.

"Negara-negara Barat terlibat langsung dalam peristiwa terkini, karena mereka terus memasok senjata dan amunisi ke Ukraina sehingga memicu pertumpahan darah lebih lanjut," katanya.

Duta Besar mencatat bahwa matinya perjanjian Minsk adalah hasil dari kegilaan nasionalis dan sentimen pembangkangan rezim Kiev yang memilih jalan militerisasi cepat.

Pada saat yang sama, negara-negara NATO memulai pengembangan militer Ukraina yang dipenuhi dengan senjata, sementara Presiden Volodymyr Zelensky mengumumkan rencana untuk memperoleh senjata nuklir.

"Kami memperingatkan bahwa tindakan seperti itu berbahaya dan provokatif, karena ditujukan terhadap negara kami," kata Anatoly Antonov dikutip dari RIA Novosti pada 9 April 2022.

Baca Juga: Cara Daftar Mudik Gratis Kemenhub 2022, Cek Kuota Dan Simak Link Tiketnya

Menurutnya, semua ini dapat membawa AS dan Rusia ke jalur konfrontasi militer langsung alias perang.

Dia menambahkan, konvoi transportasi di wilayah Ukraina akan menjadi target militer yang sah bagi Angkatan Bersenjata Rusia.

Pada tanggal 24 Februari 2022, Rusia meluncurkan operasi militer khusus untuk demiliterisasi dan denazifikasi Ukraina.

Menurut Presiden Rusia Vladimir Putin, tujuannya adalah untuk melindungi orang-orang yang telah menjadi sasaran intimidasi dan genosida oleh rezim Kiev selama delapan tahun.

Vladimir Putin menegaskan bahwa Rusia tidak mungkin melakukan pendudukan di Ukraina sebagaimana yang dinarasikan Barat.

Baca Juga: Bom Nulir Meningkat Tajam, China dan AS Pamer Kekuatan, Mau Perang?

Dengan dukungan militer Rusia, kelompok DPR dan LPR mengembangkan serangan.

Kementerian Pertahanan menyatakan, Angkatan Bersenjata hanya menyerang infrastruktur militer dan pasukan Ukraina.

Pada 25 Maret 2022, mereka menyelesaikan tugas utama tahap pertama. Mereka secara signifikan mengurangi potensi tempur Ukraina. Tujuan utama di departemen militer Rusia disebut pembebasan Donbass.

Di sisi lain, Pentagon mengatakan Amerika Serikat ingin melihat kekalahan Rusia di Ukraina.

Juru Bicara Pentagon John Kirby, AS berharap Rusia akan dikalahkan dalam operasi militer khusus di Ukraina.

"Kami ingin melihat bagaimana Tuan Vladimir Putin dan tentara Rusia kalah dalam pertempuran ini di wilayah Ukraina. Kami berbicara tentang wilayah Ukraina, tentang kedaulatannya, kehidupan warganya, yang sedang dihancurkan. Jelas, kami ingin ini berakhir dan agar Ukraina mendapatkan kembali integritasnya," kata Kirby.

Baca Juga: China Main Belakang Incar Kekayaan Natuna, Mampukah Indonesia Mewaspadainya?

Dia menolak untuk secara langsung menjawab pertanyaan klarifikasi apakah ini berarti bahwa Amerika Serikat siap untuk mendukung operasi ofensif pasukan Ukraina di Krimea Rusia serta di wilayah Republik Donbass.

"Saya tidak akan merinci operasi di masa depan. Yang siap saya katakan adalah kami akan terus mendukung Ukraina dalam upayanya melindungi warga dan kedaulatannya," sebutnya.***

Disclaimer: artikel ini sudah tayang di Pikiran-Rakyat.com dengan judul 'Rusia Umumkan Perang dengan AS jika Ukraina Dipasok Senjata Nuklir'.

Editor: Muhammadun

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah