Ini yang Dikatakan Prof Zainul Hamdi Usai Dilantik Jadi Direktur DIKTIS Kemenag RI

- 4 Januari 2023, 20:41 WIB
Ini yang Dikatakan Prof Zainul Hamdi Usai Dilantik Jadi Direktur DIKTIS Kemenag RI
Ini yang Dikatakan Prof Zainul Hamdi Usai Dilantik Jadi Direktur DIKTIS Kemenag RI /IIQ/

Di sini saya mulai belajar nahwu-sharaf atau tata Bahasa Arab melalui nadzam Jurumiyah dan al-Amtsilat al-Tashrifiyah serta ilmu fiqh dasar melalui kitab Fath al-Qarib al-Mujib.

Di tingkat ini, saya juga belajar menulis Arab pegon dan khat (kaligrafi Arab). Di sinilah saya mulai mengenal kitab kuning.

Sekalipun lingkungan saya tetap didominasi oleh lagu-lagu dangdut dan kasidah ala Nasida Ria (tentu juga shalawatan yang tidak jarang disenandungkan menggunakan irama lagu-lagu dangdut dan kasidah), sebagaimana lingkungan keluarga dan pertemanan saya di desa kelahiran, namun lagu-lagu pop mulai gencar memanjakan telinga saya.

***

Tahun 1987/1988 saya melanjutkan sekolah ke MAN Lamongan. Bersekolah di luar lingkungan pesantren adalah sesuatu yang “tabu” di keluarga saya.

Saya memaksa. Saya ingin mengenal dunia luar. Dijinkan asal tetap tiggal di pesantren. Ya, saya sekolah MAN dengan tetap mondok di pesantren.

Sekecil apapun, Kota Lamongan tetap memukau saya yang sejak kecil hanya tinggal di desa.

Saya menjalani kelas satu MAN dengan baik. Hampir semua pelajaran saya lalui dengan baik kecuali matematika, fisika, dan biologi. Entah mengapa otak saya mampet untuk ketiga pelajaran ini.

Saya menyelesaikan kelas satu dengan predikat 10 terbaik di kelas. Pinter? Jelas, di mata wali kelas, saya tergolong anak pinter. Tapi justru di sinilah celakanya.

Saya “dipaksa” masuk ke jurusan Fisika, padahal otak saya sama sekali gak mau bekerja untuk ilmu fisika beserta ilmu-ilmu pendukungnya.

Halaman:

Editor: Ahmad Syaefudin


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah