Pentingnya Nalar Kritis Mahasiswa Menurut Gus Rozin Rektor IPMAFA

- 27 Juli 2023, 11:52 WIB
Pentingnya Nalar Kritis Mahasiswa Menurut Gus Rozin Rektor IPMAFA
Pentingnya Nalar Kritis Mahasiswa Menurut Gus Rozin Rektor IPMAFA /ipmafa/

PATI - Pentingnya Nalar Kritis Mahasiswa Menurut Gus Rozin Rektor IPMAFA.

Kampus Institut Pesantren Mathali’ul Falah (IPMAFA) Pati Jawa Tengah melaksanakan pelantikan Pelantikan Lembaga Kemahasiswaan (LK).

Acara diselenggarakan pada 24 Juli 2023 di Auditorium 1 Lantai 2 IPMAFA Pati.

Baca Juga: Kalau Hidup Penat dan Gelisah, Datanglah ke Kuburan Kata Gus Baha, Ini Alasan dan Rahasianya

Dalam kesempatan ini, Rektor IPMAFA KH. Abdul Ghofarrozin, M.Ed mengungkapkan bahwa aspirasi dari Perguruan Tinggi belum begitu didengar dalam pengambilan kebijakan publik di Kabupaten Pati.

“Kalian harus bicara, mengkritisi dan bergerak! Tidak perlu antar LK (lembaga kemahasiswaan) saling melawan satu sama lain, lawanlah musuh di luar agar tidak jago kandang,” tegas rektor yang akrab disapa Gus Rozin.

Menurutnya semua proses perubahan tatanan kehidupan di negara ini tidak pernah luput dari pengawalan ketat aksi gerakan kemahasiswaan dan pemuda.

“Sejarah membuktikan, bahwa lembaga kemahasiswaan tidak pernah meninggalkan isu penting pengembangan negeri. Baik isu yang sifatnya pengembangan negara dan bangsa, maupun isu yang sifatnya korektif. Mahasiswa dan pemuda selalu terdepan dalam mengoreksi kebijakan yang dianggap tidak benar dan tidak menguntungkan negara,” ungkap Gus Rozin.

Baca Juga: Hakikat Syirik Menurut Gus Baha, Aneh Kalau Ada Orang Sujud Kepada Selain Allah

Dalam melaksanakan pergerakan lembaga kemahasiswaan, Gus Rozin mengajak seluruh bagian LK untuk memupuk daya kritis dan kepekaan sosial agar efektif dan tepat sasaran.

“Bangun dan bangkitkanlah daya kritis. Apa yang salah di sekitar kalian? Nalar kritis perlu ditumbuhkan supaya kita memahami apa yang sedang terjadi di lingkungan kita. Dan jangan lupa bahwa nalar kritis harus diarahkan kepada pihak yang tepat,” ungkap Gus Rozin.

Mengapa nalar kritis harus diarahkan kepada pihak yang tepat? Hal itu mengingat perilaku salah pilih lawan sering terjadi.

Biasanya, menurut Gus Rozin, ketika nalar kritis mahasiswa mulai tumbuh yang dilawan pertama kali adalah kawannya sendiri.

“Padahal kita punya lawan. Kenapa justru kawan yang dilawan? Itu merupakan langkah yang keliru. Ketika kita memiliki daya kritis, maka lawan kita adalah pihak lain yang tidak menguntungkan bagi bangsa ini,” terangnya.

“Maka untuk membuat kita bercahaya, tak perlu memadamkan cahaya orang lain, tetapi nyalakan dan terangkan cahaya diri sendiri,” imbuhnya.

Baca Juga: 75 Juta Kontan Diterima Gus Rijal, Speedboat NU untuk Dakwah di Maluku Tengah Segera Terbeli

Lebih lanjut Gus Rozin menekankan kepada mahasiswa dan LK untuk menguatkan skill komunikasi individu serta penguatan jejaring.

Hal ini mengingat skill komunikasi, pemahaman terhadap proses legislasi dan jejaring merupakan keharusan guna mencapai hasil optimal.

Sebagai salah satu modalnya, mahasiswa perlu memahami Produk Perda/UU yang tidak menguntungkan dan tidak berpihak pada masyarakat.

“Pertama pahami masalahnya. Kedua, pahami masalah itu dengan nalar kritis, yang ketiga pahami strategi berjejaring agar pemikiran kalian didengarkan,” katanya.

Dalam hal berjejaring, mahasiswa harus mampu mengelola LK menjadi wasilah. Yakni sebuah kendaraan penting dan strategis.

Ketika mahasiswa bergerak atas nama LK dalam membangun jejaringnya di luar kampus, maka hasilnya akan maksimal. Hal ini berbeda jika mahasiswa berjalan secara individu.

“Bobotnya, daya tekannya, dan daya manjurnya berbeda. Oleh karena itu baik SEMA maupun LK lainnya memiliki peran yang penting dalam membangun jaringan dengan pihak terkait,” katanya.

Baca Juga: Rais Jateng Sebut Kader Utama NU Lahir dari Pesantren, Kapolri Sigit Persilahkan Santri Daftar Jadi Polisi

Gus Rozin menegaskan bahwa hal ini tak mungkin mampu terjawab hanya dengan berdiskusi di bangku perkuliahan saja.

Maka pengembangan jejaring dapat menjadi daya dorong untuk menyempurnakan langkah pergerakan tersebut.

Gus Rozin menambahkan, sebagaimana dalam sajarah, mahasiswa selalu menjadi agen perubahan yang penting. Epicentrum of change dalam bidang ini adalah mahasiswa.

“Sekali lagi, walaupun bangsa ini tidak baik-baik saja, tetapi kita harus bersikap optimis, berfikir dan bertindak dengan benar. Selamat berkhidmah, jangan pantang menyerah,” pungkasnya, dikutip dari laman Kampus IPMAFA.***

Editor: Amrullah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x