Kisah Bung Karno Bersepeda, dari Romantisme hingga Ideologi Marhaenisme

- 19 Juli 2022, 18:12 WIB
Bung Karno berboncengan dengan Fatmawati
Bung Karno berboncengan dengan Fatmawati /Facebook/Aulia Rahmat/Facebook

“Ayo, Fat!” ajak Bung Karno. Bu Fatma kaget diajak sang suami naik sepeda.

Baca Juga: Sejarah Stadion Utama Gelora Bung Karno, yang Menjadi Kebanggaan dan Saksi Perkembangan Sepak Bola Indonesia

Sambil melangkah ragu mendekati Bung Karno, Bu Fatma berkata “Apakah kita akan melanjutkan perjalanan dengan sepeda? Masih jauhkah untuk sampai di Taj Mahal? Apa reaksi para petugas protokol kenegaraan India nantinya? Tamu negara, kok, boncengan sepeda,” tanya Bu Fatma kebingungan.

“Sudah siap, ayo kita bersepeda!” kata Bung Karno sambil mulai mengayuh sepeda, memboncengkan Fatmawati, menyusuri jalan menuju Taj Mahal di Uttar Pradesh.

Penasaran apa yang terjadi selanjutnya? Ya, tentu saja selesai petugas mengganti roda, mobil segera menyusul Bung Karno, dan memohon agar presiden Indonesia itu naik mobil kenegaraan kembali.

Bung Karno memang menjadi salah salah satu presiden republik yang sangat gemar bersepeda.

Sejak masih muda di Surabaya, masa pembuangan di Bengkulu, dan bahkan beberapa kali lawatan ke luar negeri pun Bung Karno masih menyempatkan bersepeda.

Baca Juga: Di Indonesia Ini Banyak Maling tapi Mempunyai Anak yang Saleh, Begini Penyebabnya Menurut Gus Baha

Seperti saat melawat ke Denmark tahun 1959, yang ini juga menjadi salah satu foto ikonik, ketika Bung Karno bersepeda di jalanan Kopenhagen dan seorang anak kecil berlari mengikuti ayuhannya.

Sepeda juga menjadi bagian kecil dari kehidupan politik dan pemikiran Presiden Soekarno yang sangat penting.

Halaman:

Editor: Joko W

Sumber: Facebook


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah