Karomah Ali Zainal Abidin Putra Sayyidina Husein yang Jadi Saksi Tragedi Karbala

21 Juli 2022, 22:39 WIB
Imam Ali Zainal Abidin adalah putra Imam Husein dan cucu Imam Ali bin Abi Thalib /facebook/udin/

BERITA BANTUL - Ini kisah tentang karomah Sayyid Ali Zainal Abidin putra Sayyidina Husein yang jadi saksi tragedi Karbala.

Sayyid Ali Zainal Abidin inilah yang menurunkan keluarga Nabi Muhammad dari jalur Sayyidina Husein. 

Walaupun menjadi saksi tragedi Karbala, Sayyid Ali Zainal Abidin selalu menjaga gesekan konflik politik walaupun ia tetap tak pernah takut dengan ancaman kematian.

Baca Juga: Usai Tragedi Karbala, Sayyidah Zainab dan Keluarga Nabi Digiring dengan Rantai dari Kufah ke Syam

Dijelaskan, bahwa Sayyid Ali Zainal Abidin dilahirkan pada 25 Sya'ban tahun 38 Hijriyah, 2 tahun sebelum sang kakek Sayyidina Ali bin Abi Thalib karramallahu wajhahu dibunuh.

Di Mesir, peringatan maulid beliau dirayakan pada 19 Jumadil Akhir tiap tahunnya.

Perayaan maulid ahli al bait (keluarga Nabi) di Mesir bukan berpatokan pada tanggal kelahiran mereka tapi itu adalah sistem penertiban saja, agar tidak terjadi tumpang tindih dalam perayaan.

Pada peristiwa Karbala, Sayyid Ali Zainal Abidin bin Husein sedang sakit, berusia 23 tahun.

Semua keturunan Sayyidina Husein radhiyallahu 'anhu sampai hari kiamat adalah lewat jalur Sayyid Ali Zainal Abidin.

Baca Juga: 3 Sosok Zainab Putri Sayyidina Ali, yang Wafat di Mesir Jadi Saksi Kasus Karbala

Sayyidina Husein punya 2 anak laki-laki bernama Ali. 

Pertama, Ali Al Akbar yang terkenal dengan perawakan dan keberanian seperti sang kakek, termasuk yang dibunuh di Karbala.

Kedua, Ali Al Ashghar. Inilah Sayyid Ali Zainal Abidin yang kemudian masyhur karomah-karomahnya.

Berikut ini sekilas tentang karomah-karomah Sayyid Ali Zainal Abidin.

1. orang yang paling ahli ibadah di masa tabi'in yang banyak hidup di masa itu orang-orang yang shaleh dan ahli ibadah.

2. orang yang paling banyak sujud, sehingga digelari As Sajjjad.

Konon seribu sujud beliau lakukan tiap harinya. Beliau juga menqadha amalan-amalan (shalat sunnah) yang beliau tidak sempat lakukan di siang harinya.

Baca Juga: LANGIT IKUT MENANGIS, Perkataan Terakhir Sayyidah Zainab Saat Kepala Sayyidina Husein Terpenggal

Beliau mendirikan malam hari dengan banyak ibadah.

3. orang yang paling wara. Beliau pernah berkata, "Aku tidak pernah makan 1 dirham pun karena nasabku". Semua hadiah beliau disedekahkan kembali.

Karena kewara'an beliau, Sayyidina Sa'id bin al-Musayyib rahimahullah yang dianggap sebagai orang paling wara' se Madinah menganggap dirinya hanyalah murid dari Sayyidi Ali Zainal Abidin.

4. orang paling banyak bersedekah. Beliau lah yang membayar hutang-hutang kaum muslim yang mati meninggalkan hutang.

Beliau juga menyantuni 100 keluarga fakir di Madinah, membagi-bagi makanan yang dibutuhkan para keluarga itu di malam hari, sehingga ketika mereka bangun di pagi hari mendapatkan bahan makanan cukup sebulan di depan rumah mereka.

Ketika Sayyid Ali Zainal Abidin wafat, ditemukan di punggung beliau bekas goresan atau beban bawaan yang tidak diketahui sebabnya.

Baca Juga: Kesedihan Sayyidah Zainab Cucu Rasulullah Saat Jadi Saksi Terpenggalnya Kepala Sayyidina Husein

Tidak ada yang mengetahui hal itu sampai setelah beliau wafat, 100 keluarga tidak mendapatkan bantuan bulanan mereka.

Dari situ baru menyadari bahwa Sayyid Ali Zainal Abidin lah yang selama ini meletakkan bahan makanan di depan rumah mereka.

5. menghindari gesekan politik. Beliau merasakan hidup di bawah 4 penguasa Bani Umayyah; Yazid bin Mu'awiyah, Zaid, Marwan bin al-Hakam dan Abdul Malik bin Marwan.

6. seorang pemberani dan tidak takut mati. Beliau menjawab ancaman kepala pasukan Yazid dengan penuh keberanian padahal saat itu beliau sakit.

7. rajin menuntut ilmu. Sebagai seorang terkemuka Quraisy, beliau tidak malu belajar pada Salim maula Abi Bakr.

Ketika ada yang mengomentari, beliau berkata: "Seseorang mestinya duduk di mana pun yang bermanfaat".

Baca Juga: Sayyidah Zainab binti Ali, Cucu Rasulullah yang Cerdas dan Dermawan

8. sabar meskipun beratnya qadha dan qadar yang ditanggung, karena orang yang paling banyak cobaan adalah para Nabi & mereka yang dekat derajatnya.

Agar kita mengetahui bahwa musibah yang menimpa muslim bukan untuk menyakiti dan menghinakannya, tapi untuk mengangkat derajatnya.

Allah SWT ingin menjaganya agar dunia tidak masuk ke hatinya, karena Allah SWT sangat iri dari masuknya cinta dunia pada hati seorang muslim.

Di sini, dengan mengingat orang-orang shaleh maka akan membuat keberkahan berikut ini.

1. semangat kita bangkit.

2. menghidupkan rasa cinta pada mereka.

3. menghindari perselisihan demi politik dan dunia.

4. mengingatkan kita agar berhati-hati dengan apa yang kita makan. Sesuap makanan haram tidak akan di pergunakan kecuali dalam maksiat, sebagaimana sesuap makanan yang halal tentu akan dipergunakan pada ketaatan.

Baca Juga: Kepala Sayyidina Husein Dimandikan, Darah Berceceran Wangi Luar Biasa dan Jutaan Air Mata Tumpah di Mesir

5. berusaha untuk banyak sedekah, terutama sedekah rahasia.

Termasuk orang yang di bawah naungan-Nya adalah mereka yang bersedekah dengan tangan kanan tanpa diketahui oleh tangan kirinya.

6. berusaha untuk qiyamullail (mendirikan malam) meskipun dengan 2 raka'at.

Kalau tidak bisa, shalat lah sunah setelah shalat isya dengan niatan itu. Kalau tidak bisa, usahakan untuk shalat isya dan fajar berjama'ah.

7. banyak mendo'akan keturunan kita.

Itu bermanfaat bagi mereka sampai hari kiamat. Rasulullah SAW berkata, "Aku lah do'a ayahku Ibrahim".

Padahal sekitar 1000-an tahun jarak Sayyidina Rasulullah SAW danSayyiduna Ibrahim 'alaihissalam.

Baca Juga: Gugur di Karbala, Kepala Sayyidina Husein Cucu Rasulullah Diarak Keliling dari Kufah menuju Syam

Sayyid Ali Zainal Abidin rahimahullah wafat di Madinah dan dimakamkan di sisi sang zaman, Sayyidina Hasan bin Ali.

Sementara masyhad yang berada di kawasan Zainhum (nisbah pada Sayyidina Ali Zainal Abidin) di dalamnya adalah kepala putera beliau, Zayyid.

Zayyid adalah seorang ulama dan tokoh besar pendiri negara dan madzhab Zaidiyah, yang membuat negara di Yaman.

Menurut Sayyidina Zaid: Sayyiduna Ali bin Abi Thalib merupakan shahabat paling mulia dan paling berhak berkuasa setelah Sayyidina Rasulullah SAW. Tapi beliau tidak menghina Sayyidina Abi Bakr dan Sayyidina Umar radhiyallahu 'anhuma.

Selama ini Zaidiyah di Yaman dan Aswaja saling berhubungan baik, menikah dan lainnya. Sampai ada peperangan yang bergejolak itu sebab kejahatan Yahudi, Amerika dan Iran.

Baca Juga: Mimpi Dimarahi Sayyidina Husein Cucu Rasulullah, Ulama Ini Rasakan Kejadian yang Dahsyat

Sayyiduna Zaid dibunuh dan kepala beliau akhirnya sampai di Mesir dan dimakamkan di Mesir.

Berkat doa-doa ahli al bait, negara Mesir terjaga dari berbagai fitnah, termasuk dari serangan pasukan salib, Tatar dan lainnya, juga tragedi berbagai revolusi musim semi.

Demikian yang disampaikan Maulana Syekh Yusri Rusydi al Hasani hafizhahullah pada Jum'at, 21 Februari 2020.

Keterangan tersebut dikutip dari catatan Hilma Rosyida Ahmad Mesir di facebook pribadinya yang diunggah pada 23 Februari 2020.***

 

Editor: Muhammadun

Tags

Terkini

Terpopuler