Kisah Pernikahan Sayyidina Husein Cucu Rasulullah dengan Rabab Putri Raja Arab

23 Juli 2022, 08:51 WIB
Sayyidina Husein cucu Rasulullah yang syahid dalam tragedi Karbala /facebook/udin/

BERITA BANTUL - Ini tentang kisah pernikahan Sayyidina Husein cucu Rasulullah dengan Sayyidah Rabab Putri Raja Arab.

Sayyidah Rabab adalah salah satu istri Sayyidina Husein cucu Rasulullah yang menjadi saksi tragedi Karbala yang mencekam.

Dari pernikahannya dengan Sayyidah Rabab ini, Sayyidina Husein diberi karunia putri yang masyhur yang bernama Sayyidah Sukainah.

Baca Juga: Pesan Terakhir Sayyidina Husein Kepada Putrinya yang Menangis Pilu di Karbala

Dijelaskan, bahwa Sayyidina Husein menikah dengan Rabab kecil yang merupakan salah satu putri Umru al-Qais bin `Adiy, raja Bani Kalb di Arab.

Mereka adalah rombongan kaum Nasrani dari Syam yang datang ke Madinah dan masuk Islam di masa Sayyidina Umar bin Khattab.

Sayyidina Umar pun memberikan kepemimpinan rombongan itu pada Umru al-Qais.

Ketika rombongan keluar Madinah, Sayyidina Ali dan kedua putra mengejar rombongan Umru al-Qais.

“Aku Ali bin Abi Thalib, sepupu Rasulullah SAW dan menantu Beliau dan kedua mereka ini adalah al-Husan & al-Husein, kedua putra dari putri Beliau az-Zahraa,” kata Imam Ali.

Baca Juga: Sayyidina Husein di Tanah Karbala 10 Suro, Terjadi Hujan Air Mata di Langit Dunia

Umru al-Qais menyambut baik, bahagia bisa bertemu dengan keturunan Sang Rasul yang tidak ditakdirkan bertemu dengan Rasulullah.

Sayyiduna Ali berkata: “Kami ingin menjadi menantumu”.

Umru al-Qais menjawab: “Marhaban wahai keluarga Nabi SAW, aku menikahkanmu wahai Ali dengan putriku 'al-Mahyaah', aku menikahkanmu wahai al-Hasan dengan putriku 'Salma', dan aku menikahkanmu wahai al-Husein dengan putriku 'ar-Rabaab'.

Perniakahan Sayyidina Husein dengan Rabab melahirkan perempuan yang jadi tokoh besar bernama Sayyidah Sukainah yang lahir pada tahun 47 Hijriyah di tengah suasana yang bergejolak.

Putri itu diberi nama Aminah, tapi oleh Sayyidah Rabab diberi laqab Sukainah yang berarti sosok yang membuat ketenangan.

Baca Juga: Biografi Singkat Imam Husein bin Ali, Cucu Rasulullah yang Wafat di Karbala

Pemberian gelar Sukainah itu karena Aminah kecil yang ceria membuat keadaan keluarga menjadi tenang dan damai.

Dalam darah Sayyidah Sukainah bercampur antara darah ayah yang keturunan Sayyiduna Nabi Muhammad dan darah ibu yang keturunan raja.

Kecintaan Sayyidina Husein yang mencolok membuat saudaranya Sayyidina Hasan menegur.

Sayyidina Husein pun menyebutkan bait-bait syair atas kenyamanan hidup yang dirasakan dalam rumah yang ditinggali Rabab dan putrinya Sukainah.

لـــعـــمـــرك إنــنــي لأحــب دارا

تــكــون بـهـا ســكـيـنـة والــربـاب

أحــبــهــمــا وأبــذل جــل مــالــي

ولــيــس لـعـاتـب عــنــدي عـتـاب

ولــســت لــهــم وإن عـابـوا مـعـيـبًا

حــيــاتـي أو يـغــيــبــنـي الــتــراب

Baca Juga: Saat Husein Bermain dengan Rasulullah, Jibril Datang Bawa Tanah Karbala, Tiba-tiba Berubah Jadi Darah

Sayyidah Sukainah terkenal sebagai salah satu wanita tercantik, tercerdas dan terfashih di kalangan Quraisy.

Sayyidah Sukainah merupakan teladan dalam ketaqwaan dan tasawuf, salah satu wanita ahli ibadah.

Sampai suatu hari sepupunya Sayyiduna al-Hasan bin Sayyidina al-Hasan datang meminang.

Sayyiduna Husein pun memberi jawaban:

“Aku memilihkan untukmu Fatimah, karena dia lebih mirip dengan ibuku Fatimah, sementara Sukainah dia lebih tenggelam bersama Allah SWT, jadi tidak cocok untuk seorang laki-laki..”

Konon ucapan Sayyidina Husein itu membuat ciut banyak laki-laki, sehingga menganggap bahwa memperoleh Sukainah merupakan cita-cita yang sulit digapai.

Salah satu yang mendambakan Sayyidah Sukainah adalah Mush`ab bin Zubair sampai berdoa untuk bisa menikahi Sukainah.

Baca Juga: Karomah Ali Zainal Abidin Putra Sayyidina Husein yang Jadi Saksi Tragedi Karbala

Sayyidah Sukainah muncul di publik bersama sang ayah pada Dzilhijjah 60 H, saat berhaji bersama sang ayah.

Kemudian Sayyiduna Husein berumrah untuk perpisahan sebelum ke Irak untuk pergi menemui 40 ribu pasukan yang sudah berjanji setia akan berjuang bersama melawan kebatilan.

Keterangan tersebut dikutip dari catatan Hilma Rosyida Ahmad Mesir di facebook pribadinya yang diunggah pada 31 Januari 2019.***

Editor: Muhammadun

Tags

Terkini

Terpopuler