Pesan Terakhir Sayyidina Husein Kepada Putrinya yang Menangis Pilu di Karbala

- 22 Juli 2022, 15:10 WIB
Pesan Terakhir Sayyidina Husein Kepada Putrinya yang Menangis Pilu di Karbala
Pesan Terakhir Sayyidina Husein Kepada Putrinya yang Menangis Pilu di Karbala /facebook/udin/

BERITA BANTUL - Ini kisah tentang pesan terakhir Sayyidina Husein kepada putrinya yang menangis pilu dalam tragedi Karbala.

Kisah Karbala pada 10 Muharram (Asyuro) menjadi cerita pilu atas terpenggalnya kepala Sayyidina Husein oleh tentara Yazid bin Muawiyah. 

Keluarga Nabi yang menjadi saksi saat itu menangis pilu, termasuk putra-putri Sayyidina Husein yang melihat dengan mata kepala secara langsung.

Baca Juga: Badan dan Kepala Sayyidina Husein Dikumpulkan Jadi 1 Tempat Kata Syekh Yusri Mesir

Dikisahkan, Sayyidina Husein berangkat bersama seluruh anggota keluarga menuju Kufah.

Meskipun dinasehati untuk tidak pergi ataupun tidak usah membawa keluarga, tapi Sayyidina Husein berpegang teguh, mau apa lagi.

Itulah jiwa Sayyidina Husein yang menganggap enteng dunia dan segala isinya.

Beliau sudah diingatkan bahwa warga Irak lah yang telah membunuh ayah beliau, Sayyiduna Ali, pun mereka juga yang telah mengusir saudaranya Sayyiduna Hasan.

Sayyidina Husein mengomentari: “Di antara bukti hinanya dunia di sisi Allah SWT, kepala Sayyiduna Yahya bin Zakaria `alaihima as-salaam dihadiahkan pada salah seorang pelacur Bani Israil”.

Penduduk Makkah melepaskan kepergian Sayyidina Husein dan keluarga penuh kecemasan.

Baca Juga: Karomah Ali Zainal Abidin Putra Sayyidina Husein yang Jadi Saksi Tragedi Karbala

Perjalanan yang dilalui sangat pilu. Korban berjatuhan satu persatu, sampai akhirnya di Karbala.

Malam itu gelap, para perempuan ahli al bait (keluarga Nabi) berada dalam suatu kemah.

Sayyidah Zainab keluar ke kemah lain menemui saudaranya Sayyidina Husein yang sedang memperbaiki pedangnya sambil bersenandung:

يا دهر أف لك من خليل *** كم لك بالإشراق و الأصيل

من طالب و صاحب قتيل *** و الدهر لا يقنع بالبديل

و كل حي سالك سبيل *** ما أقرب الوعد من الرحيل

وإنما الأمر إلى الجليل ..

Sayyidah Zainab berteriak: “.. al-Husain menangisi dirinya sendiri! Seandainya maut memupuskan aku dari kehidupan, telah pergi ibuku Fathimah, ayahku Ali, saudaraku al-Hasan, tidak ada yang tersisa selain dirimu wahai pewaris yang pergi dan penopang yang tersisa..”

Baca Juga: Kepala Sayyidina Husein Dimandikan, Darah Berceceran Wangi Luar Biasa dan Jutaan Air Mata Tumpah di Mesir

Sayyidina Husein berkata: “Sesungguhnya aku melihat Rasulullah SAW dalam mimpi, Beliau berkata: “Sesungguhnya kamu akan mendatangi kami”.

Sayyidah Zainab berteriak pedih, kemudian Sayyidina Husein berkata: “Tidak perlu berteriak sedih, tenanglah, semoga Yang Maha Penyayang Menyayangimu”.

Teriakan Sayyidah Zainab terdengar oleh para perempuan di kemahnya, mereka berhamburan datang.

Sayyidina Husein memandang mereka, lalu berkata:

“Wahai saudariku, wahai Ummu Kultsum, dan kamu Zainab, Sukainah, Fathimah, dan kamu wahai Rabaab, apabila aku dibunuh, jangan ada salah satupun dari kalian yang mengoyak baju, mencakar wajah ataupun berkata yang tidak baik..”.

Semua terdiam, kecuali Sukainah putri Sayyidina Husein yang menangis.

Baca Juga: Gugur di Karbala, Kepala Sayyidina Husein Cucu Rasulullah Diarak Keliling dari Kufah menuju Syam

Sayyidah Sukainah adalah gadis kecil yang riang, yang selama ini menjadi sumber kebahagian dengan senyumnya yang menawan itu terus menangis.

Sang ayah kemudian berkata:

“Kenapa tidak menganggap enteng saja, toh ayahmu mengorbankan hidup untuk membela kebenaran dan melawan kebatilan,

ayahmu juga besok akan bertemu dengan kakeknya Nabi SAW dan ibunya az-Zahra, ayahnya Ali, saudaranya al-Hasan, pamanya Hamzah…

dan kamu juga di hari esok nanti – cepat atau lambat – akan menemui mereka juga?”.

Sang ayah memandangnya lama, lalu berkata dengan penuh keberanian dan ketegaran menghadapi takdir Allah SWT berkata:

“Kamu akan lama jauh dariku wahai Sukainah, simpanlah air matamu untuk besok, bukankah hari esok tidak lama lagi?”.

Kemudian Sayyidina Husein mewasiati istrinya untuk menjaga Sukainah dengan baik.

Baca Juga: Dahsyatnya Cara Orang Jawa Menghormati Wafatnya Sayyidina Husein Cucu Nabi Muhammad yang Gugur di Karbala

Sayyidina Husein kemudian jalani shalat tahajud. Malam itu yang terdengar hanya suara bacaan al-Qur'an dari Sayyidina Husein yang shalat, sampai terbit hari baru ke-3 Muharram 61 Hijriyah.

20 ribu pasukan musuh menyerbu Sayyidina Husein dan keluarga Nabi. Bukan peperangan yang terjadi, pasukan itu hanya menghalangi mereka dari sumber air.

Kejadian pilu begitu cepat silih berganti. Tidak sampai sepekan, lapangan itu pun penuh darah dan organ tubuh yang terpotong-potong.

Sayyidah Sukainah dikeluarkan dari tempatnya untuk melihat organ-organ tubuh para anggota keluarganya yang berserakan, sampai pasukan itu selesai mengambili kepala-kepala ahli al-bait.

Di situ, Sayyidah Sukainah jatuh memeluk tubuh sang ayah yang dipenuhi 33 tombakan, 34 pukulan. Tapi tiba-tiba tubuhnya ditarik untuk disatukan bersama tawanan yang lain dan digiring menuju Kufah.

Baca Juga: Mimpi Dimarahi Sayyidina Husein Cucu Rasulullah, Ulama Ini Rasakan Kejadian yang Dahsyat

Para wanita mulia itu digiring di atas unta tanpa pelana, wajah mereka sedih, bertelanjang kaki.

Di depan mereka kepala Sayyidina Husein dan 78 dari anggota keluarga mereka di ujung tombak.

Keterangan tersebut dikutip dari catatan Hilma Rosyida Ahmad Mesir di facebook pribadinya yang diunggah pada 31 Januari 2019.***

Editor: Muhammadun


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah