Karomah Mbah Muslih Mranggen, Disebut Kiai Tarekat Kata Gus Ulil

- 7 Desember 2022, 17:40 WIB
Karomah Mbah Muslih Mranggen, Disebut Kiai Tarekat Kata Gus Ulil
Karomah Mbah Muslih Mranggen, Disebut Kiai Tarekat Kata Gus Ulil /facebook/udin/

Dr. Salim Aljufri (tokoh PKS) yang mengajarkan kitab ini kepada saya sekitar dua puluh lima tahun lalu, pernah berujar: "Belajar kitab perbandingan mazhab hanya akan efektif jika seseorang sudah punya landasan yang kokoh dalam satu mazhab tertentu."

Dengan kata lain, mengkaji kitab perbandingan mazhab tak akan berguna banyak jika seseorang belum menguasai mazhab tertentu secara baik; yang terjadi, orang itu akan "grayang-grayang" saja.

Saya mengenal sosok Kiai Muslih pertama kali saat masih menjadi "santri kluthuk" (santri kampungan) di desa Cebolek, Pati, sekitar awal 80an.

Beliau saya kenal melalui kitabnya yang sangat populer dan banyak dijual di toko-toko kitab di sekitar kawasan pesantren. Kitab itu berjudul "al-Nur al-Burhani" -- suatu terjemahan dalam bahasa Jawa atas "manaqib" (sejarah hidup) Syekh Abdul Qadir al-Jilani (w. di Baghdad, 1166) yang banyak dibaca dalam acara "manaqiban" di kalangan komunitas nahdliyyin.

Kitab manaqib yang masyhur itu berjudul "al-Lujain al-Dani" (judul yang lain: "al-Jana al-Dani") karya seorang mursyid tarekat Syadziliyyah dari Madinah yang hidup pada abad ke-18: Syekh Ja'far ibn Hasan al-Barzanji (w. 1764).

Baca Juga: Curi Ikan KH Chudlori Tegalrejo, Gus Dur Pesta Makan Bersama Para Santri

Di kalangan pesantren dan warga nahdliyyin, Imam al-Barzanji ini juga dikenal melalui karyanya yang lain, yaitu kitab Maulid al-Barzanji (judul resminya adalah: 'Iqd al-Jauhar fi Maulid al-Nabi al-Azhar) yang menjadi landasan bagi berkembangnya tradisi barzanji yang amat populer di masyarakat Jawa itu. Di kampung saya, tradisi ini disebut "Berjanjen".

Terjemahan kitab manaqib karya Kiai Muslih Mranggen itu amat populer di lingkungan warga nahdliyyin, hingga sekarang.

Kitab ini masih dijual di toko-toko yang biasa menyediakan literatur pesantren tradisional.

Terakhir, saya menjumpai kitab karya Kiai Muslih terbitan Karya Toha Putra, Semarang, itu di toko buku Asco, Pekalongan.

Halaman:

Editor: Muhammadun


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x