Karomah Mbah Muslih Mranggen, Disebut Kiai Tarekat Kata Gus Ulil

- 7 Desember 2022, 17:40 WIB
Karomah Mbah Muslih Mranggen, Disebut Kiai Tarekat Kata Gus Ulil
Karomah Mbah Muslih Mranggen, Disebut Kiai Tarekat Kata Gus Ulil /facebook/udin/

Ia ditulis tangan dengan menggunakan aksara Arab pegon -- praktek yang lazim untuk semua kitab-kitab karya para ulama Nusantara yang ditulis dalam bahasa-bahasa lokal (Jawa, Sunda, Madura, selain bahasa Melayu).

Kiai Muslih umumnya lebih dikenal sebagai kiai tarekat dan masyhur sebagai "syaikh al-mursyidin", gurunya para mursyid tarekat di Jawa Tengah.

"Jejuluk" atau sebutan ini tentu pas dinisbahkan kepada beliau, sebab, bersama dengan sejumlah mursyid tarekat lain (seperti Kiai Hafidz Rembang), beliau lah yang merintis berdirinya organisasi tarekat yang belakangan dikenal sebagai JATMAN (Jamiyyah Ahlith Thariqah al-Muktabarah al-Nahdliyyah) pada tahun 50an, pada saat NU dipimpin oleh Kiai Abdul Wahab Chasbullah sebagai Rais Aam.

Baca Juga: Gus Dur Ngaji Hikam Kepada Waliyullah Mbah Dalhar Watucongol Gunungpring

Kiai Muslih sendiri adalah murysid tarekat al-Qadiriyyah wa al-Naqsyabandiyyah (dikenal dengan inisial TQN; sosok mursyid TQN lain yang sangat populer di tingkat nasional adalah Kiai Musta'in Romly, Rejoso, Jombang, yang wafat pada 1984, dan Abah Anom dari Suryalaya, Tasikmalaya, yang wafat pasa 2011).

Kiai Muslih juga dikenal sebagai pemberi ijazah kitab Dalail al-Khairat (kitab kumpulan salawat Nabi yang ditulis oleh Syekh Muhammad ibn Sulaiman al-Jazuli, seorang pengikut tarekat Syadziliyyah yang wafat pada 1465).

Beliau memperoleh sanad kitab Dala'il itu dari Kiai Yasin, Bareng, Kudus -- guru dari kakek saya, Kiai Muhammadun, Pondowan, Pati.

Selain berguru kepada sejumlah kiai di Jawa, seperti Kiai Zubair Sarang (ayahanda dari Kiai Maimoen Zubair), Kiai Maksum Lasem (ayahanda Kiai Ali Maksum Krapyak), Kiai Dimyati Termas (adik kandung dari Syekh Mahfudz Termas [w. 1920], maha-guru ulama Jawa yang masyhur di Mekah itu), Kiai Muslih juga berguru kepada Syekh Yasin al-Fadani (w. 1990) di Mekah.

Seperti sudah saya tulis di atas, Kiai Muslih memang lebih dikenal sebagai "kiai tarekat". Saat Kiai Shodiq Hamzah Semarang, murid Kiai Muslih langsung itu, menginformasikan bahwa beliau pernah ngaji kitab Bidayatul Mujtahid, saya agak kaget.

Ngaji kitab karya Ibn Rusyd (di Eropa abad pertengahan, dikenal sebagai Averroes) ini bukan hal yang lazim, apalagi bagi kiai tarekat.

Halaman:

Editor: Muhammadun


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x