Ketiga, kolom-kolom Gus Dur, sebagian, sudah mencerminkan antusiasmenya terhadap politik dan masalah kenegaraan.
Keempat, tidak hanya Gus Dur yang menulis soal luar negeri. Tetapi, rasa-rasanya, hanya dia yang datang dengan ide lebih dahulu (dan itulah yang membuatnya menjelaskan apa yang sedang terjadi, dan bukan sebaliknya) dan menulis sambil seolah-olah berkata, “Mestinya kan begini. Repot-repot amat.”
Baca Juga: Ketajaman Firasat Politik Gus Dur, Dari Hikmah Para Wali Menjadi Presiden RI
"Karangannya bisa menyangkut negara apa saja, Timur maupun Barat," tegas Syu'bah Asa yang juga sahabat karib Gus Dur.***