Kisah Gus Mus Dapat Berkah Suwuk Kiai Hamid Pasuruan, Ini Bacaan Suwuknya

- 22 Desember 2022, 18:03 WIB
Kisah Gus Mus Dapat Berkah Suwuk Kiai Hamid Pasuruan, Ini Bacaan Suwuknya
Kisah Gus Mus Dapat Berkah Suwuk Kiai Hamid Pasuruan, Ini Bacaan Suwuknya /kemenag/

TOKOH - Kisah Gus Mus Dapat Berkah Suwuk Kiai Hamid Pasuruan, Ini Bacaan Suwuknya.

KH Ahmad Mustofa Bisri atau sering disebut Gus Mus punya kenangan khusus dengan Kiai Hamid Pasuruan Jawa Timur. 

Gus Mus pernah mendapatkan suwuk Kiai Hamid Pasuruan saat Gus Mus diajak ayahnya pada satu acara istimewa di Lasem Jawa Tengah.

Baca Juga: Benarkah Mimpi Jadi Pengantin Tanda Akan Meninggal Dunia? Simak Penjelasan Gus Baha

"Saya ‘mengenal’ secara pribadi sosok Kiai Abdul Hamid, ketika saya masih tergolong remaja, sekitar tahun 60-an," kisah Gus Mus.

Ketika itu Gus Mus dibawa ayahnya, KH Bisri Mustofa, ke suatu acara di Lasem Rembang.

"Memang sudah menjadi kebiasaan ayah, bila bertemu atau akan bertemu kiai-kiai, sedapat mungkin mengajak anak-anaknya untuk diperkenalkan dan dimintakan doa-restu," kata Gus Mus.

Bagi Gus Mus, minta doa restu para kiai itu kebiasaan para ulama sejak dulu. Apalagi di Lasem ada banyak ulama sepuh yang masyhur jaman itu.

"Saya kira ini memang merupakan kebiasaan setiap kiai tempo doeloe. Waktu itu, di samping Kiai Hamid, ada Mbah Baidlawi, Mbah Maksum, dan kiai-kiai sepuh lain," katanya.

"Dengan mbah Baidlawi dan mbah Maksum, saya sudah sering ketemu, ketika beliau-beliau itu tindak Rembang, atau saya dibawa ayah sowan ke Lasem," sambungnya.

Baca Juga: Kiai Hamid Pasuruan Bertemu Nabi Sejak Kecil, Keramat Kiai NU Dikenal Seluruh Penjuru Bumi

Karena Kiai Hamid tinggal di Pasuruan, Gus Mus belum pernah bertemu saat itu. Momen acara di Lasem jadi pertemuan pertama Gus Mus dengan Kiai Hamid Pasuruan.

"Dengan Kiai Hamid baru ketika itulah saya melihatnya. Wajahnya sangat rupawan. Seperti banyak kiai, ada rona ke-Arab-an dalam wajah rupawan itu," kisahnya.

"Matanya yang teduh bagai telaga dan mulutnya yang seperti senantiasa tersenyum, menebarkan pengaruh kedamaian kepada siapa pun yang memandangnya," lanjutnya.

Kisah pertemuan pertama Gus Mus dengan Kiai Hamid Pasuruan inilah yang jadi momentum istimewa Gus Mus muda mendapatkan berkah suwuk. Berikut ini yang disampaikan Gus Mus.

Ayah saya berkata kepada Kiai Hamid, “Ini anak saya Mustofa, Sampeyan suwuk!”

Dan tanpa terduga-duga, tiba-tiba, kiai kharismatik itu mencengkeram dada saya sambil mengulang-ulang dengan suara lembut: “Waladush-shalih, shalih! Waladush-shalih, shalih!”.

Telinga saya menangkap ucapan itu bukan sebagai suwuk, tapi cambuk yang terus terngiang; persis seperti tulisan ayah saya sendiri di notes saya: “Liyakun waladul asadi syiblan laa hirratan.” (“Anak singa seharusnya singa, bukan kucing!”).

Apalagi dalam beberapa kali petemuan selanjutnya, cengkeraman pada dada dan ucapan lembut itu selalu beliau ulang-ulang.

Tapi dalam hati, diam-diam saya selalu berharap cambuk itu benar-benar mengandung suwuk, doa restu.

Baca Juga: Kewalian KH Muhammadun Kajen Diakui Kiai Hamid Pasuruan, Waliyullah Mbah Dullah Jadi Saksinya

Setelah pertemuan pertama itu, Gus Mus melihat langsung kharisma seorang Kiai Hamid Pasuruan. Hati Gus Mus jatuh hati dengan waliyullah masyhur dari Pasuruan itu. 

"Kemudian ketika saya sering berjumpa dalam berbagai kesempatan, apalagi setelah saya mulai mengenal putera-putera beliau –Gus Nu’man, Gus Nasih, dan Gus Idris— , Kiai Hamid pun menjadi salah satu tokoh idola saya yang istimewa," kata Gus Mus.

Pengertian idola ini, lanjut Gus Mus, boleh jadi tidak sama persis dengan apa yang dipahami kebanyakan orang yang mengidolakan beliau.

Biasanya orang hanya membicarakan dan mengagumi karomah beliau lalu dari sana, mereka mengharap berkah.

Seolah-olah kehadiran Kiai Hamid –Allah yunawwir dhariihah— hanyalah sebagai ‘pemberi berkah’ kepada mereka yang menghajatkan berkah.

Lalu beliau pun dijadikan inspirasi banyak santri muda yang –melihat dan mendengar karomah beliau-- ingin menjadi wali dengan jalan pintas.

"Padahal berkah beliau, paling tidak menurut saya, lebih dari itu," kata Gus Mus.

Baca Juga: Kisah Lucu Mbah Maksum Lasem dalam Mendidik Santri, Akhirnya Santri Itu Jadi Kiai Besar Kata Gus Mus

Keterangan Gus Mus ini dikutip dari catatan di facebook pribadinya yang diunggah pada 6 Februari 2016.***

Editor: Muhammadun


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x