Baca Juga: Diserang untuk Dilukai dan Diakhiri Hidupnya, Karomah Abah Guru Sekumpul Mendadak Terlihat Nyata
Di saat wafatnya, hanya Istri dan anaknya yang menghadapi jenazahnya, tidak ada satu tetangga pun datang. Tidak ada satu pun tetangga yang mau memandikan, mengkafani, mensholatkan jenazahnya.
Sang istri menangis melihat keadaan suaminya, dia pun kemudian berdoa:
“Yaa Allah, bagaimana dengan jenazah suamiku, apakah aku buang ke sungai Mahakam ini atau aku biarkan sampai membusuk……!!! Engkau Yang Maha Luas Rahmat-Mu, berilah petunjuk…..!!!”
Doa istri sayyid itu menggetarkan langit. Akhirnya, seperti secepat kilat, tiba-tiba datang dan masuk seorang tampan tinggi pupawan mengucapkan salam.
“Assalamu’alaikum, Yaa Syarifah……!!!”
Tampak puluhan orang berjubah dan bersorban mengiringi di belakangnya.
“Wa’alaikum salam Warohmatullah……!!!”
Saat melihat Abah Guru Sekumpul, Si Syarifah tersentak kaget bukan main. Yang datang adalah ulama besar Kalimantan, Syekh Muhammad Zaini bin Abdul Ghani Sekumpul.
“Kapan Pian ke sini, Guru, Kal-Tim dan Kal-Sel sangatlah jauh, apalagi kami di daerah Hulu Mahakam Kembang Janggut ini,” tanya syarifah.