Konflik Habaib dan Keluarga Walisongo (7): Kenapa Rabithah Alawiyah Sembunyikan Kebenaran Sejarah?

- 3 Juni 2023, 22:48 WIB
KH Ali Badri Pasuruan membongkar kebenaran sejarah yang disembunyikan Rabithah Alawiyah
KH Ali Badri Pasuruan membongkar kebenaran sejarah yang disembunyikan Rabithah Alawiyah /facebook/ali.azmatkhan.98/

Setelah Syekh Surkati meninggal dunia, keributan antara Baalawi dan kalangan Al-Irsyad semakin panas, sehingga akhirnya imigran non Baalawi keluar semua dari Rabithah Alawiyah dan bersatu di Al-Irsyad. Sejak saat itulah Rabithah Alawiyah menjadi milik Baalawi saja.

Dua kelompok itu terus bertikai dengan dahsyatnya, bahkan dahsyat sekali hingga membuat malu bangsa Arab di negara-negara Arab.

Kerajaan Al-Katsiri Yaman dan Kerajaan Saudi sampai turun tangan tapi gagal mendamaikan kedua belah pihak itu, bahkan banyak ulama habaib Yaman yang juga datang ke Jawa untuk melerai pertikaian dua kelompok ini, termasuk mufti Hadramaut yang mengeluarkan fatwa sahnya sarifah menikah dengan non sayyid tadi.

Untuk lebih lengkapnya silahkan baca kitab Al-Istizadah Min Akhbaris Sadah karya Habib Ali bin Muhsin Assegaf (cucu sang mufti).

Setelah tahu sejarah awal pendirian Rabithah Alawiyah maka saya memaklumi kalau para pendirinya tidak menemui keluaraga keturunan Walisongo, karena Rabithah Alawiyah memang didirikan hanya sebagai paguyuban imigran Yaman.

Namun, walhasil berikutnya Rabithah Alawiyah kemudian menjadi paguyuban khusus keluarga Baalawi, dengan Maktab Daimi sebagai lembaga pencatatan nasab.

Kembali pada cerita diskusi, saya kemudian berkata pada Habib Abdullah Maukhelah: Rabithah Alawiyah, kan, menghimpun semua keluarga Baalawi, Rabithah Alawiyah juga mengakui kalau Walisongo itu Baalawi.

Itu berarti Rabithah Alawiyah memiliki kewajiban yang amat berat, yaitu mencari keturunan Walisongo di seluruh Nusantara, harus keliling ke daerah-daerah untuk mendata dan meneliti catatan-catatan nasab yang dipegang oleh keluarga Walisongo.

Tentu saja itu adalah kewajiban yang amat berat. Nah, sekarang saya membuat lembaga khusus keluarga Walisongo, artinya saya telah menggugurkan kewajiban Rabithah Alawiyah untuk mencari keturunan Walisongo.

Ibaratnya ada beban amat berat yang harus dipikul oleh Rabithah Alawiyah dan beban itu sudah saya pikul, mestinya Rabithah Alawiyah berterima kasih pada saya yang telah meringankan bebannya, tapi bukannya beterima kasih malah kesal pada saya!

Halaman:

Editor: Amrullah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x