Syetan Kabur Terbirit-birit Saat Mendengar Suara Ini, KH Maimoen Zubair Mengalami Sendiri

13 Februari 2022, 22:37 WIB
Syetan Lari Terbirit-birit, Kisah Mbah Moen /facebook/udin/

BERITA BANTUL - Syetan memang diciptakan jadi penggoda bagi manusia. Makanya, manusia dianjurkan punya bekal yang kuat, yakni iman dan taqwa.

Kalau tak punya bekal yang kuat, maka mulus jalan syetan untuk menggoda dan menjerumuskan manusia.  

Maka, iman dan taqwa harus selalu dipupuk dengan dzikir dan amal sholih. 

Baca Juga: Gus Baha Kisahkan Humor Mbah Moen dengan Santri Lugunya

Baca Juga: Profil KH Maimoen Zubair, Kisah Belajar Sejak di Sarang, Lirboyo, dan Makkah, Sampai Disebut 'Wali Enom'

KH Maimoen Zubair Sarang Rembang memberikan penjelasan menarik terkait mengusir syetan. Ini langsung pengalaman yang dialami sendiri olehnya. Tapi ini juga terkait dengan kisah perjuangan para wali di Jawa. 

"Islam bisa tersebar dimana-mana. Ini dimulai dari datangnya Wali Songo, akhirnya Jawa menjadi ramai Islamnya," tegas Mbah Moen, sapaan akrabnya, sebagaimana yang dikutip BeritaBantul.com dari fanpage Santri Virtual, 13 Februari 2022.

Mbah Moen menegaskan, Islam di Timur Tengah dijatuhkan Mongol. Tapi setelah itu, Mongol cinta Islam. 

"Kerajaan di Timur Tengah jatuh, akhirnya tanah Jawa ramai Islamnya. Sekarang di Jawa ini, syetan lari semua. Ada pesantren dan lainnya," tegas Mbah Moen.

Dalam kisah Mbah Moen itu, di Jawa ini, dulu banyak kecamatan yang tidak punya masjid, kadang hanya 2 masjid, kadang hanya 1 masjid. Bahkan pernah ada masjid, tapi masih anyaman bambu.

"Saya jadi saksi. Dulu kecamatan itu gak punya masjid. Sekarang Alhamdulillah, banyak masjid. Sekarang tiap desa ada masjid, bahkan tiap dukuh ada masjid. Akhirnya syetan lari semua," kata Mbah Moen. 

Baca Juga: Tujuh Kunci Sukses KH Maimoen Zubair Berhasil Menjadikan Anak dan Santrinya Menjadi Ulama Besar

Mbah Moen juga menceritakan bahwa dulu ada banyak lampor, kemamang, genderuwo, ada semua.

"Dulu itu syetan terlihat semua. Saya punya kakek, sudah haji, bisa lihat syetan, dan malah pernah diikuti genderuwo. Karena terus diikuti, akhirnya genderuwo itu diitaruh di gubug (tempat istirahat di sawah-red). Kalau ditaruh di rumah, celaka nanti," cerita Mbah Moen mengisahkan kakeknya.

"Itu dulu, sekarang banyak masjid, banyak yang adzan, syetan lari semua," lanjut Mbah Moen.

Bukan hanya itu, kata Mbah Moen, dulu itu hampir tiap rumah ada genderuwonya.

"Saya jadi saksinya. Tiap rumah dulu itu ada genderuwonya," kata Mbah Moen.

Mbah Moen menegaskan, setelah ada adzan di masjid-masjid, yang aneh-aneh itu hilang semua. Syetan lari terbirit-birit. Genderuwo, lampor, hilang semua.

"Ini semua sesuai sabda Nabi Muhammad, yakni jika syetan mendengar adzan, maka akan lari terbirit-birit," tegas Mbah Moen.

Mbah Moen sendiri mengalami sendiri pernah dikejar-kejar sama lampor.

Baca Juga: Doa Toko Ramai Dagangan Ludes Semua dari Kiai Abdul Ghofur Sunan Drajat Lamongan

"Saya pernah dikejar lampor, tak bacakan Yasin sampai tuntas. Lho kok masih ada. Lalu tak ganti baca Qulhu, akhirnya lampor lari. Nempel di pohon kelapa," kisah Mbah Moen.

Bacaan Qulhu, bagi Mbah Moen, akan membuat orang selamat, karena hanya tertuju pada yang satu (Ahad). 

"Sekarang sudah tidak ada lagi, inilah kekuasaan Allah. Ini nyata," pungkas Mbah Moen.

Mbah Moen memang dikenal ulama besar Nusantara di abad ke-21. Walaupun dimakamkan di Ma'la Makkah pada tahun 2019, tapi Mbah Moen terus dikenang sepanjang masa.*** 

 

 

Editor: Muhammadun

Sumber: Fanpage Santri Virtual

Tags

Terkini

Terpopuler