Seperti Inilah Kriteria Seseorang Layak Disebut sebagai Ulama, Kenali Tanda-Tandanya

20 September 2022, 21:39 WIB
Kenali tanda-tanda orang yang layak disebut sebagai ulama /andsproject/pixabay/pixabay.com

BERITA BANTUL – Seperti inilah kriteria seseorang layak disebut sebagai ulama. Kenali tanda-tandanya.

Bagaimana kita mengetahui bahwa seseorang bisa dianggap atau disebut ulama? Apa ciri-cirinya?

Ulama adalah panutan bagi kita, teladan bagi umat, dan percontohan dalam keilmuan Islam yang darinya ilmunya tersebar.

Abdullah Al Haddad, dalam kitabnya yang sangat terkenal dan dijadikan sumber pengetahuan etika di pesantren, Al-Nashaih Al-Diniyyah, menyebut sejumlah tanda atau ciri ulama:

Baca Juga: Hasan Chabibie: Maulana Habib Luthfi bin Yahya Teladan dalam Politik Kebangsaan

Tanda atau ciri orang alim (ulama) antara lain: pembawaannya tenang, rendah hati, selalu merasa takut kepada Allah, bersahaja, qana’ah, suka memberi, membimbing umat, menyayangi mereka, selalu mengajak kepada kebaikan dan menghindari keburukan/maksiat, bersegera dalam kebaikan, senang beribadah, lapang dada, lembut hati, tidak sombong, tidak berharap pada pemberian orang, tidak ambisi kemegahan dan jabatan, tidak suka menumpuk-numpuk harta, tidak keras hati, tidak kasar, tidak suka pamer, tidak memusuhi dan membenci orang, tidak picik, tidak menipu, tidak licik, tidak mendahulukan orang kaya daripada orang miskin, dan tidak sering-sering mengunjungi penjabat pemerintahan atau penguasa.

Sementara itu, Imam Abu Hamid Al Ghazali menyebut sifat-sifat atau ciri-ciri tambahan bagi seorang ulama sebagai berikut:

 Ketahuilah, bahwa yang pantas disebut ulama adalah orang yang makanannya, pakaiannya, tempat tinggalnya (rumah), dan hal-hal lain yang berkaitan dengan kehidupan duniawi, adalah sederhana, tidak bermewah-mewahan, dan tidak berlebihan dalam kenikmatan.

Baca Juga: Goethe Belajar Islam; Apakah Dia Menjadi Pengikut Agama Muhammad?

Lain lagi pendapat Maulana Jalaluddin Rumi, penyair sufi besar. Saat ditanya muridnya, “Siapakah yang disebut ulama?

Dia tidak mendefinisikannya, tetapi memberikan contoh (perumpamaan) yang amat menarik tentang siapa orang alim (orang berilmu) itu. Menurutnya:

Dia bagaikan pohon yang ditanam di tanah yang subur. Tanah itu menjadikan pohon tersebut berdiri kokoh dan kuat dengan daun-daun yang menghijau dan merimbun. Lalu ia mengeluarkan bunga dan menghasilkan buah yang lebat.

Imam Al Ghazali melanjutkan:

Baca Juga: Kisah Al Rabi bin Khutsaim yang Mendidik Nafsunya, Dipuji Abdullah bin Mas’ud: Rasulullah Pasti Suka padamu

Meski dialah yang menghasilkan bunga dan buah itu, namun dia sendiri tak mengambil buah itu. Buah itu untuk orang lain atau diambil mereka. Jika manusia bisa memahami bahasa pohon itu, maka dia sesungguhnya berkata:

“Kami diajari untuk memberi dan tidak diajari untuk meminta.”

Tulisan ini dilansir dari status Husein Muhammad pada akun Facebook pribadinya pada 22 November 2020.***

 

Editor: Joko W

Sumber: Facebook

Tags

Terkini

Terpopuler