KH Utsman al-Ishaqy: Pernah Jadi Pegawai PLN, Sampai Jadi Mursyid Thoriqoh
KH Utsman Al Ishaqy, Mursyid yang Tawadhu’ dan sederhana. Meski dirinya sudah masyhur sebagai kyai ternama, murid dari Mbah Khozin Buduran, Mbah Munir Jambu Madura, Mbah Kholil Bangkalan, Mbah Hasyim Asy’ari dan Mbah Romli Tamim, yang sejak usia mudanya sudah menjadi singa podium, hidup Kyai Utsman al-Ishaqi tidak semudah dan senyaman yang kita bayangkan.
Pernah beliau bekerja di PLN di Surabaya selama 5/7 bulan tak digaji sedikitpun. Begitupun saat mengajar di Tasywirul Afkar, bentukan Mbah Wahab Hasbullah, selama beberapa bulan tak digaji. “Namanya saja baru berdiri, itung-itung dalam masa percobaan,” jawab Mbah Wahab. Tidak ada keluhan sedikitpun dari Kyai Utsman
Pada akhirnya beliau diminta oleh gurunya untuk fokus mengajar. Proses pertama mengajarnya Mbah Utsman dimulai dari mengajar anak-anak kecil dari masyarakat sekitar Jatipurwo dan menempati sebuah mushalla di kampung Sawahpulo yang bersebelahan dengan kampung Jatipurwo.
Baca Juga: Tirakat Kiai Utsman Al-Ishaqy Surabaya Dalam Menanamkan Nilai Islam kepada Umat
Model pengajaran pertama beliau adalah dengan mengajak anak-anak didiknya berkeliling kampung dengan bacaan-bacaan ayat suci Al-Quran, doa-doa dan bacaan Shalawat (Burdah).
Setelah berkeliling, barulah berkumpul di mushalla dan memulai pelajaran mengajinya
Karena banyaknya anak-anak yang mengaji, akhirnya masyarakat sekitar bermusyawarah agar Mbah Utsman mendapatkan tempat yang lebih layak dalam menjalani praktek ajar-mengajar.
Baca Juga: Biografi Ilmiah Kiai Utsman Al-Ishaqy Surabaya yang Dahsyat