Kisah Ali Zainal Abidin yang Dicaci Maki, Balas Dendam Terindah dan Terbaik oleh sang Cicit Rasulullah

- 8 Juni 2022, 08:03 WIB
Balas dendam terbaik adalah membalas keburukan dengan kebaikan
Balas dendam terbaik adalah membalas keburukan dengan kebaikan /pixabay/reneebigelow/

Ali lantas menghampiri si pencaci tersebut dan berkata lembut, “Kekuranganku masih banyak yang belum engkau ketahui. Saudaraku, apakah engkau punya kebutuhan bisa kami bantu?”

Sontak wajah laki-laki pencaci itu memerah sangking malunya. Dia tidak mengira bahwa perbuatannya akan dibalas sedemikian lembutnya.

Ali pun memberinya gamis yang dikenakannya, juga memeritahkan kepada orang-orang agar memberinya seribu dirham.

Baca Juga: Bolehkah Acara Pernikahan Diiringi Musik? Berikut Hukumnya dalam Islam

Sejak kejadian itu, lelaki tersebut setiap kali bertemu dengan Ali, dia berkata, “Aku bersaksi bahwa engkau memang putra Rasulullah saw.”

Kisah tersebut sungguh memberikan pelajaran dan hikmah betapa budi yang luhur dan akhlak yang mulia itu penting untuk dikedepankan.

Sebenarnya, Ali bisa saja membiarkan orang-orang untuk menghajar pencacinya. Akan tetapi, Ali justru mencegahnya. Dia tidak mau berpuas diri dengan balas dendam yang membuat pencacinya semakin membencinya.

Baca Juga: Seperti Apa Batasan Mampu Dalam Berkurban? Ini Penjelasan Lengkapnya

Sebaliknya, Ali justru menampakkan keindahan moralnya sebagai keturunan Rasulullah saw.

Sejatinya, itulah balas dendam terindah dan terbaik, yakni tidak membalas keburukan dengan keburukan namun membalas keburukan dengan kebaikan.*** 

Halaman:

Editor: Joko W


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah