Washington Ancam Beri Sanksi ke China, Beijing Atur Strategi Jatuhkan Amerika dari Hegemoni Dunia

7 April 2022, 12:00 WIB
Washington Ancam Beri Sanksi ke China, Beijing Atur Strategi Jatuhkan Amerika dari Hegemoni Dunia /pixabay/priyampatel4/

BERITA BANTUL - Main mata antara China dan Amerika Serikat (AS) terus berlangsung dengan tajam. 

Di tengah konflik Ukraina, China merapat bersama Rusia. Sedangkan AS bersama sekutunya terlihat bersama Ukraina.

Berkali-kali China mau mendikte AS, khususnyan dalam mengelola NATO dan Ukraina.

Baca Juga: China Main Belakang Incar Kekayaan Natuna, Mampukah Indonesia Mewaspadainya?

Ketegangan Beijing dan Washington tak terelakkan. Buntut dari kemesraan China dan Rusia, juga beberapa pernyataan China yang menyudutkan Amerika. 

Dikutip dari Reuters, Pejabat tinggi Departemen Luar Negeri AS, Wendy Sherman, mengungkapkan konsekuensi yang akan dihadapi China jika membantu Rusia dalam invasi di Ukraina.

Wendy Sherman mengatakan sanksi AS yang dijatuhkan ke Rusia harus memberi China pemahaman yang baik.

Ia menyebut AS akan menjatuhkan sanksi ke China jika membantu Rusia dalam hal pengiriman alat militer.

Baca Juga: Pembunuhan Massal di Bucha, Jerman Buka Fakta terkait Rusia dari Citra Satelit Berlin

Menurutnya, sanksi ekonomi yang melanda Rusia harus menjadi contoh bagi Presiden China Xi Jinping.

"Ini memberi kepada Presiden Xi, saya pikir, pemahaman yang cukup baik tentang apa yang mungkin terjadi jika dia pada kenyataannya mendukung Putin dalam bentuk materi apa pun," kata Sherman pada sidang Komite Urusan Luar Negeri Dewan Perwakilan Rakyat AS.

Sebagaimana dikutip dari Pikiran-Rakyat.com, Sherman juga menegaskan setiap langkah China menginvasi Taiwan tidak dapat diterima oleh AS.

"Kami berharap RRC memahami bahwa tindakan semacam itu akan mendapat tanggapan dari komunitas internasional, bukan hanya dari Amerika Serikat," katanya.

Baca Juga: Bom Nulir Meningkat Tajam, China dan AS Pamer Kekuatan, Mau Perang?

Pemerintah China menolak mengutuk tindakan Rusia di Ukraina dan tidak menyebut sebagai 'invasi'.

Rusia-China memiliki hubungan yang semakin dekat dalam beberapa tahun terakhir termasuk pengumuman kemitraan "tanpa batas" yang diumumkan pada Februari 2022.

Sebelumnya, China membantah klaim sejumlah pejabat Amerika Serikat yang mengatakan Rusia meminta bantuan militer kepada Beijing kala menginvasi Ukraina.

China juga menuduh Washington menyebarkan informasi salah yang jahat dan mampu memperparah konflik.

Baca Juga: Spesifikasi Lengkap Infilix Zero 5G, Ponsel Flaship yang Dijual 3,5 Juta Di Indonesia

Beijing Ancam Jatuhkan Amerika dari Panggung Dunia

 

Di tengah krisis Ukraina yang menyeret perang pernyataan antara Beijing dan Washington, dilaporkan ternyata China sedang atur strategi jatuhkan Amerika dari panggung dunia.

Dikutip dari Pikiran-Rakyat.com, Jonathan DT Ward, seorang ahli strategi global China dan persaingan AS-China, mengungkap rencana Beijing di balik dukungan ke Rusia.

Ia memperingatkan bahwa China telah menggunakan Rusia untuk upaya di masa depan untuk melemahkan dominasi Amerika Serikat (AS) di panggung dunia.

Dia mengatakan bahwa Presiden China Xi Jinping telah 'mendaur ulang propaganda Moskow' di Ukraina saat mengadakan pembicaraan dengan para menteri Ukraina.

Baca Juga: Hasil Liga Champion Chelsea Vs Real Madrid Skor 1-3, Sundulan Benzema Menjadi Momok Menakutkan Bagi The Blues

Hal tersebut sebagai upaya China untuk memainkan biduk di kedua belah pihak.

"Saya pikir apa yang sebenarnya terjadi di sini, dan apa yang dipahami banyak orang, adalah bahwa China sedang mempersiapkan perang dengan Amerika Serikat dan Asia," ucapnya pada Fox News.

"Jika dan ketika itu terjadi, mereka ingin Rusia menjadi mitra mereka saat waktunya tiba," katanya lagi.

Lebih lanjut ia mengungkapkan jika rencana tersebut, adalah ide bersama untuk menjatuhkan kepemimpinan AS.

"Mereka sangat jelas tentang hal itu dalam komunikasi yang terjadi," katanya.

Baca Juga: Rusia Ekspor Senjata ke 45 Negara di Dunia, China Pembeli Terbesar Kedua Setelah India

"(Tentang) dapat bekerja sama, membangun hubungan militer, dan memiliki hubungan ekonomi yang mendasari di mana China benar-benar berada di atas angin, oleh karena itu, banyak pengaruh atas Rusia," ujarnya menjelaskan.

Mengatasi masalah mengapa China tidak lebih tegas di kedua sisi perang Ukraina, Ward menyarankan itu “untuk memenuhi tujuan geopolitik mereka yang lebih luas”.

Berbuat salah di pihak Rusia berarti mengasingkan kesepakatan perdagangan dengan Eropa yang penting bagi pertumbuhan ekonomi China.

Sedangkan di sisi lain, jika China mendukung Ukraina, maka akan mengasingkan sekutu terkuat mereka dalam perjuangan berkepanjangan melawan Barat.

Baca Juga: Moskow Serang Amerika Karena Fitnah Informasi Palsu, Biden Beda dengan Petagon terkait Pembantaian Bucha

"Mereka memiliki perusahaan ideologis bersama. Anda tahu, Jinping mendaur ulang propaganda Moskow," tuturnya.

"Saya pikir mereka berada di halaman yang sama tentang ide mereka untuk bersaing dengan Amerika Serikat di Eropa dan Asia," ucap Ward lagi.

Jonathan DT Ward mengatakan jika China membutuhkan Rusia untuk memenuhi tujuan geopolitik mereka menjadi lebih luas.***

Editor: Muhammadun

Sumber: Pikiran Rakyat Reuters

Tags

Terkini

Terpopuler