MENGERIKAN, Mayat-mayat Warga Ukraina di Ruang Bawah Tanah, Takut Kena Gempuran Militer Rusia

10 April 2022, 10:27 WIB
Mayat-mayat Warga Ukraina di Ruang Bawah Tanah /Reuters/

BERITA BANTUL - Peluru, darah dan kematian datang tak diundang, tapi menjadi paket tragedi dalam setiap perang.

Tangisan dan suasana mencekam menjadi pemandangan tiap saat. Demikian yang dirasakan warga Yahidne Ukraina. 

Hidup dalam kepungan rasa mencekam jadi pelengkap ketakutan yang dirasakan saat gempuran militer Rusia datang tak diduga. 

Baca Juga: Perang Terbuka Rusia-Amerika di Depan Mata, Senjata Nuklir Jadi Penyebabnya

Sejak akhir Februari 2022 lalu, peluru menjadi datang tak berkesudahan di Ukraina. Kisah mengerikan selalu datang, karena peluru selalu hadirkan darah. 

Peluru juga melepas nyawa dari raga. Tidak sedikit mayat bergelimpangan di Yahidne Ukraina. 

Mayat-mayat itu terpengkap dalam ruang bawah tanah bersama 300 orang selama berminggu-minggu karena gempuran pasukan militer Rusia.  

Yahidne adalah sebuah desa di utara ibu kota Ukraina. Disampaikan Halyna Tolochina, seorang dewan desa Yahidne yang menceritakan kisah mengerikan tentang lebih dari 300 orang terperangkap di ruang bawah tanah sekolah selama berminggu-minggu karena gempuran pasukan Rusia.

Baca Juga: 144 Triliun Cadangan Gas Bumi di Natuna, China Siapkan Strategi Merebutnya dari Indonesia

Dalam tragedi perang Rusia-Ukraina itu, sejumlah besar warga Yahidne telah menjadi saksi hidup tentang kejahatan perang pasukan Vladimir Putin, terutama saat membiarkan korban tewas terus berjatuhan.

Sejak penduduk Yahidne, Ukraina berada dalam pengawasan pasukan Rusia, setidaknya 20 orang tewas dalam kesesakan berada di ruang bawah tanah.

Kebanyakan dari mereka yang menjadi korban tewas terjadi karena kelelahan berada dalam ruangan bawah tanah yang menyesakkan dan sempit.

"Orang tua ini meninggal lebih dulu. Dia meninggal di ruangan besar, di kamar ini," Tolochina, menunjuk nama Muzyka D., untuk Dmytro Muzyka, yang kematiannya dicatat pada 9 Maret 2022.

Sedangkan, korban tewas yang lain disebutkan karena dibunuh pasukan Rusia, seperti Viktor Shevchenko yang ditembak pada 3 Maret setelah mengirim istri dan dua anaknya ke ruang bawah tanah sekolah.

Baca Juga: China Luncurkan Rudal Pembunuh Amankan Kawasan Indo-Pasifik, Australia dan AS Ketakutan?

Dalam detailnya, mendiang Viktor Shevchenko diklaim tewas ditembak pasukan Rusia karena telah mengenakan seragam militer dan dipersenjatai dengan senapan, tetapi tubuh yang ditemukan justru mengenakan jeans biru dan jaket hitam.

Digambarkan dalam laporan Reuters, ruang bawah tanah sekolah di Yahidne memuat 60 orang dengan sedikit makanan dan minuman, serta tentunya tanpa listrik dan toilet.

Mereka yang di ruang bawah tanah itu terpaksa harus berbagi ember untuk toilet dan bergiliran tidur dalam ruang sempit, karena tidak ada cukup ruang bagi semua orang untuk berbaring.

"Hampir mustahil untuk bernapas," kata Olha Meniaylo, seorang ahli agronomi yang mengatakan bahwa dia berada di ruang bawah tanah bersama putranya yang berusia 32 tahun, istri dan anak-anak mereka.

Baca Juga: Program Mudik Gratis 2022, Kemenhub, Jasa Raharja dan Pemprov DKI, Berikut Info Terlengkapnya

"Untuk orang tua, sulit untuk tinggal di sana dalam kegelapan tanpa udara segar, jadi kebanyakan orang tua yang meninggal," tambahnya.

Baru setelah Rusia menarik mundur pasukan pada 30 Maret 2022, mereka yang terperangkap di ruang bawah tanah memberanikan diri keluar secara permanen.

"Kami membuka pintu. Kami keluar seolah-olah kami telah dilahirkan kembali," ujar warga Yahidne yang bernama Tamara Klymchuk berusia 64 tahun.

Sementara itu, Rusia tetap dalam pendirian, mengklaim pasukannya tidak menargetkan warga sipil, kemudian berbalik menuduh Ukraina telah memalsukan bukti.***

Disclaimer: Artikel ini sudah tayang di Pikiran-Rakyat.com dengan judul 'Kisah Mengerikan Invasi Rusia, Warga Yahidne Ukraina Terperangkap dengan Mayat-mayat di Ruang Bawah Tanah'.

Editor: Muhammadun

Tags

Terkini

Terpopuler