China Siap Rebut 144.06 Triliun Cadangan Gas Bumi di Natuna, Bangun 3 Pulau Jadi Pangkalan Militer

19 April 2022, 03:11 WIB
China Siap Rebut 144.06 Triliun Cadangan Gas Bumi di Natuna /military.cnr.cn/

BERITA BANTUL - Peraian Natuna Utara terus diklaim China sebagai bagian dari wilayahnya. Beijing menyebut Natuna sebagai Laut China Selatan.

Karena klaim itu, China terus melancarkan strateginya dalam mengusik Natuna. Kapal China juga diketahui sering berlayar di Natuna tanpa kantongi ijin. 

Kekayaan melimpah memang tersimpan di Natuna. China paham betul ada harta karun di Natuna yang sulit dilewatkan. 

Baca Juga: Amerika Seret China Sebagai Dalang Genosida ke Muslim Uighur Sepanjang 2021

Berdasarkan klaim sejarah Kerajaan China, kekayaan Natuna menurut mereka juga masuk dalam wilayah yang dikelola Beijing. 

Usaha keras China bahkan sampai membangun pangkalan militer di bekas wilayah Indonesia, yakni di Timur Leste.  

“Beijing mengklaim sekitar 80% dari ruang maritim di Laut China Selatan,” dikutip dari The New Indian Express, 7 Januari 2022.

Tapi, klaim China atas Laut Natuna Utara ini jelas melanggar Konvensi PBB tentang Hukum Laut (UNCLOS).

Baca Juga: Nuklir NATO Ditargetkan Runtuhkan Rusia, Kemungkinan Perang Lebih Besar Libatkan Banyak Negara

Adanya klaim China di Laut Natuna Utara itu juga menyerobot kedaulatan Indonesia.

Lantaran ada wilayah teritorial Indonesia yang ternyata masuk ke dalam peta sebaran Nine Dash Line.

Walaupun begitu, China pernah suatu kali melayangkan surat keberatan pada Indonesia lantaran adanya proses pengeboran gas bumi di Natuna Utara.

Di samping itu, banyak kapal asing yang tertangkap basah melakukan illegal fishing di Laut Natuna Utara.

Baca Juga: Mantan BIN Ungkap Tanda Runtuhnya Hegemoni Barat, Perang Rusia-Ukraina Bisa Merubah Tata Dunia

Kapal-kapal nelayan China yang disertai oleh kapal coast guard China juga seringkali menangkap ikan di Natuna Utara.

Sebagaimana dikutip dari SeputarTangsel, Diplomat China pernah mengirim surat ke Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Indonesia.

Dalam surat itu, China meminta Indonesia menghentikan pengeboran di rig lepas pantai karena wilayah itu dianggap milik mereka.

Klaim sepihak China atas Natuna didasari oleh peta sejarah nine dash line yang dibuat berdasarkan peta historis Laut China Selatan.

Jalur nine dash line membentang sejauh 2.000 km dari daratan China hingga ke wilayah Filipina, Malaysia, dan Vietnam.

Baca Juga: Manfaatkan Krisis Ukraina, Amerika Fitnah Kejam atas China, Bejing Marah Besar!

Pada peta ini, sebagian laut Natuna Utara dianggap sebagai wilayah China.

Beruntungnya bagi Indonesia, klaim sepihak China dipatahkan oleh putusan PBB tentang Hukum Laut UNCLOS 1982.

Kekayaan Natuna

Dikutip dari Zonajakarta.com, secara hukum internasional, wilayah Natuna Utara merupakan Zona Ekonomi Eksklusif milik Indonesia.

Nelayan-nelayan Indonesia lah yang punya hak penuh memanfaatkan kekayaan alam di Natuna Utara dan negara lain seharunya dilarang melakukan kegiatan illegal fishing.

Tak cuma kaya akan ikan dan hasil laut, Natuna juga menyimpan harta karun besar di bawah permukaan airnya.

Baca Juga: Jet Tempur Rusia Menuju Ukraina, Diduga Bawa Bom Nuklir yang Mengerikan

Dari data Kementerian Energi dan Sumber Data Mineral (ESDM), Indonesia punya banyak cadangan gas bumi di Natuna Utara.

Terdapat sekitar 144.06 triliun kaki kubik (TCF) cadangan gas bumi di perairan Natuna.

Jumlah tersebut terdiri dari cadangan terbukti sebesar 101,22 TCF dan cadangan potensial sebesar 42,84 TCF.

Di Blok East Natuna itu terdapat cadangan gas bumi terbesar di Indonesia yakni 49,87 TCF.

Indonesia sangat mempersiapkan diri dalam memproses dan memanfaatkan cadangan gas bumi di Natuna Utara ini.

Sebab, saat ini RI belum bisa memprosesnya dengan maksimal.

Baca Juga: Hujan Rudal di 8 Kota Ukraina, Moskow Panik Banyak Jenderal Rusia Meninggal

Cadangan gas bumi yang begitu besar di kawasan East Natuna diprediksi baru bisa diolah pada tahun 2027 mendatang.

Saat ini, teknologi untuk memprosesnya masih belum ada lantaran medan yang cukup menantang dan kondisi perairan yang dalam.

Namun, sudah ada 16 wilayah kerja migas yang berlokasi di Kepulauan Natuna untuk mempersiapkan proses pengolahan gas bumi ini.

Bangun 3 Pulau di Laut Natuna Utara

Dalam laporan Pikiran Rakyat yang dibagikan pada 21 Maret lalu itu menyebut jika China membangun 3 pulau di Laut Natuna Utara.

Tak sembarangan dibangun, China ‘sulap’ 3 pulau di Laut Natuna Utara jadi pangkalan militer Beijing.

Hal itu diungkap oleh Komandan Angkatan Laut AS, John C. Aquilino.

Baca Juga: Beijing Rilis Laporan Rahasia Meningkatnya Rasisme Anti-Asia di Amerika Serikat

Dia menuturkan jika setidaknya 3 pulau di Laut China Selatan itu dijadikan pangkalan militer untuk jet tempur, sistem anti-rudal dan sebagainya.

"Saya pikir selama 20 tahun terakhir kita telah menyaksikan penumpukan militer terbesar sejak Perang Dunia II oleh RRC," kata John C. Aquilino kepada Associated Press, dikutip dari Sputnik News.

China sendiri telah lama mengklaim jika Laut Natuna Utara merupakan bagian dari teritorial Beijing.

Dia juga mengatakan jika adanya pangkalan militer China di Laut Natuna Utara sangat memprihatinkan.

Karena jika ada pesawat militer atau sipil yang terbang di atas perairan sengketa, akan sangat mudah dijangkau China.

Baca Juga: Beijing Siaga Pasukan Nuklir Gara-gara Amerika Ikut Campur di Taiwan

"Jadi itulah ancaman yang ada, makanya sangat memprihatinkan bagi militerisasi pulau-pulau ini.

Mereka mengancam semua negara yang beroperasi di sekitarnya dan semua laut dan wilayah udara internasional," jelasnya.***

Editor: Muhammadun

Sumber: Pikiran Rakyat Seputar Tangsel Zona Jakarta

Tags

Terkini

Terpopuler