Baca Juga: Damparan RMI PWNU DIY, Forum Silaturahim Kiai dan Ibu Nyai Jawab Persoalan Pesantren
Gus Yasin, sapaan akrabnya, tak menampik bahwa terdapat sejumlah permasalahan yang ada di pesantren. Seperti soal kekerasan dan stunting. Oleh sebab itu, perlu ada pembahasan upaya-upaya untuk menanganinya.
“Kalau kita yang menangani sendiri, kita akan lebih paham terkait seluk-beluknya,” ucap Gus Yasin.
Ia juga berharap, RMI ke depan mampu berkontribusi lebih banyak. Pihaknya pun mengaku siap jika dibutuhkan untuk membantu.
Sementara itu, Rois Syuriah PWNU Jateng KH Ubaidillah Shodaqoh mengakui bahwa tugas RMI memang berat. Karena pesantren merupakan pilar utama Nahdlatul Ulama.
“Sejatinya Kader asli Nahdlatul Ulama adalah dari pondok pesantren,” papar pengasuh pondok pesantren Al-Itqon Semarang ini.
Baca Juga: NU Makin Besar Jumlah Warganya, Tembus 120 Juta, Ini Rahasianya Menurut Gus Yahya
Ada banyak model pengkaderan Pendidikan Kader Penggerak Nahdlatul Ulama, Madrasah Kader Nahdlatul Ulama, Pendidikan Kader Dasar dan masih banyak lainnya. Namun, hampir tidak pernah ada pertanyaan bahwa peserta pengkaderan itu alumni pesantren mana.
Kiai Ubaid juga mengakui bahwa akhir-akhir ini banyak pesantren yang tidak jelas keilmuannya. Di sinilah salah satu peran RMI untuk memetakannya, agar pesantren itu benar-benar untuk tafaqquh fid din.
“Ada banyak pesantren yang lahir setelah adanya UU Pesantren. Ada pondok tahfidz tapi pengasuhnya tidak hafal Al Quran,” ujarnya.