Cerpen Emak dan Cita-citaku Karya Muyassarotul Hafidzoh, Baca dengan Seksama, Kamu Akan Teteskan Air Mata

- 6 Februari 2022, 23:07 WIB
Cerpen Emak dan Cita-citaku Karya Muyassarotul Hafidzoh
Cerpen Emak dan Cita-citaku Karya Muyassarotul Hafidzoh /facebook.com/muyassaroh.hafidzoh/

Emak memandangku dengan helaan nafas yang lelah. Aku tatap matanya yang begitu tenang. Aku pegang tangannya dan ku kecup dua kali. “Maafin aji ya mak...” kataku.

“Bagaimana kamu sudah ambil keputusan? Cepat selesaikan semua, dan kamu bisa langsung diterima di kantor ini,” katanya.
“Saya tulis di sini pak?” tanyaku.
“ Ya, ingat! Semakin banyak angka nol-nya, semakin tinggi jabatan yang kamu terima di perusahan ini”
Aku mengambil penaku, tanganku masih terpaku, aku masih berpikir angka berapa yang akan kutulis di atas kertas sakti ini.

Baca Juga: Sejarah Perubahan Nama Jakarta, Mulai dari Sunda Kelapa, Jayakarta, Hingga Menjadi Jakarta sampai Sekarang

Sebelum berangkat ke Kota itu.

“Ingat pesan Emak, ojo ninggalake sholat, ojo nyolong, mabok-mabokan juga jangan menghamili anak orang!” Aku tersenyum mendengar perkataan Emak.

“Injih Mak, kulo nderek.” Emak menatapku, menghentikan tangannya yang dari tadi menata makanan untuk sanguku di perjalanan.

“Emak yakin uang ini aji bawa?” tanyaku.

“He’em, Pakdemu bilang kalo kamu gak bawa uang, nanti tidak diterima di perusahaan itu,” katanya.

Aku mendekatinya, dan menjelaskan kalau aku tidak bermaksud menyakiti hatinya. Aku sangat menyayanginya. Aku pun sebenarnya berat jika meninggalkannya seorang diri.

“Ji... Emak gak bisa kasih apa-apa, Emak hanya berharap kamu bisa menggapai cita-citamu, lhe.”

Halaman:

Editor: Ahmad Lailatus Sibyan

Sumber: Facebook


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah