Cerpen Emak dan Cita-citaku Karya Muyassarotul Hafidzoh, Baca dengan Seksama, Kamu Akan Teteskan Air Mata

- 6 Februari 2022, 23:07 WIB
Cerpen Emak dan Cita-citaku Karya Muyassarotul Hafidzoh
Cerpen Emak dan Cita-citaku Karya Muyassarotul Hafidzoh /facebook.com/muyassaroh.hafidzoh/

Kulihat matanya yang meneteskan air, betapa aku sangat merasa bersalah menyuruh Pakde untuk meminta Emak menjual sawahnya. Sawah satu-satunya hanya untuk pekerjaan yang saya citakan.

“Emak... maafkan Aji,” Kataku dan dia memelukku.

Aku tau Emak sangat sedih. Aku adalah anak satu-satunya yang diharapkannya meneruskan sawah warisan bapak. Memang tidak banyak namun selama ini dari sawahlah Emak membiayaiku sekolah hingga menjadi sarjana.

Baca Juga: Amalan Doa Mimpi Bertemu Rasulullah, Ijazah dari Abah Guru Sekumpul Martapura

Ketika aku mendengar bahwa lamaran pekerjaanku lolos seleksi pemberkasan, begitu senang dan bangganya aku, akhirnya aku bisa kerja dan membangun impian di Kota. Beberapa kawanku yang sudah di Kota mengingatkanku tentang tes wawancara terakhir. Mereka bilang aku harus membawa uang minimal 50 juta, mereka menjelaskan bahwa uang itu menjadi modalku untuk mendapatkan posisi di perusahaan itu.

Tak banyak berpikir, aku segera memberitahukan niatku kepada Pakde, dan beliau pun memaklumi apa yang aku inginkan.

“Betul Lhe, zaman sekarang kalo gak bawa uang ya, bakal susah dapat kerjaan.”
Sekali lagi, aku terlalu senang dengan kabar pekerjaan yang aku cita-citakan ini.

“Lhe, kok malah ngelamun?” Tiba-tiba Emak mengagetkanku.

“Emak tidak keberatan, Emak cuma takut kalau kamu tidak bisa jaga diri di sana,” katanya.

Aku teringat ketika aku berangkat kuliah di Kota dan ngekos di sana, pesan Emak selalu sama, takut kalau aku tidak bisa jaga diri.

Halaman:

Editor: Ahmad Lailatus Sibyan

Sumber: Facebook


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah