Kuasai 27 Bahasa Asing, Ayahanda Habib Luthfi Juga Hafal Qur'an Qiroah Sab'ah

24 April 2022, 17:15 WIB
Ayah Habib Luthfi Kuasai 27 Bahasa Asing /kolase facebook/

BERITA BANTUL - Habib Ali bin Hasyim bin Yahya Pekalongan tak banyak dikenal, padahal ia adalah ayahanda Habib Luthfi bin Yahya.

Ayahanda Habib Luthfi bukan saja dikenal hafal Qur'an dengan tujuh bacaan (Qiro'ah sab'ah), tapi juga bisa menguasai 27 bahasa asing.

Habib Ali bin Hasyim dikenal sosok yang tidak masyhur, tapi keulamaan dan kewaliannya tak ada yang menyangsikan. 

Baca Juga: Kharisma Sayyid Muhammad Al-Maliki Saat Mengajar di Masjidil Haram

Habib Luthfi bin Yahya adalah Rais Aam Jamiyyah Ahlit Thariqoh Al-Mu'tabaroh An-Nahdliyyah (Jatman) dan pimpinan Forum Sufi Sedunia. 

Dikutip dari facebook Muhammad Abid Muaffan, dikisahkan Habib Luthfi mengisahkan ayahandanya yang alim allamah, sampai kuasai 27 bahasa asing.

Meski dalam penampilan dalam kesehariannya tak begitu mengesankan sebagai seorang ulama, namun Habib Ali adalah penghafal Al-Qur'an dari jalur KH. Jamhari, Gubugsari, Kendal Jawa Tengah.

Guru Habib Ali lainnya adalah Raden Haji Sastro Kusumo, Kyai Muslim Bendakerep, Cirebon, Kyai Abu Bakar bin Soleh Bendakerep, Kyai Ban Yamin Tugu Cirebon, Habib Thoha bin Umar bin Thoha, Sayyid Bachur Syatho, Kendal (Cucu Syekh Abu Bakar Syatha, pengarang kitab Ia'natut Tholibin).

Baca Juga: TERBONGKAR Identitasnya, Ayahanda Habib Luthfi Tiba-tiba Menghilang, Kisahnya Mendebarkan

Habib Ali adalah seorang ulama yang tercatat tidak mengenyam pendidikan di Timur Tengah namun memiliki kedalaman ilmu yang luar biasa.

"Saat kecil saya sering mendengar bapak melantunkan ayat Al-Qur'an dengan Qiro'ah Sab'ah (Bacaan 7 Imam). Bapak hafal Al-Qur'an juga Nadzom Syatibiyyah dalam tempo hanya 6 bulan saja," kenang Habib Luthfi.

"Tak cukup hanya hafal Al-Qur'an, namun juga beberapa kitab seperti Tijan Darari, Sulam Safinah, dan beberapa kitab lainnya hafal di luar kepala.

Tak cukup itu beliau juga dikenal sebagai polyglot (memiliki kemampuan berbicara dengan beberapa berbahasa asing) sampai 27 bahasa dengan lancar dikuasai oleh putra Habib Hasyim bin Umar bin Yahya ini."

Baca Juga: Bertemu Rasulullah, Ulama Besar Suriah Saksikan Kewalian Habib Luthfi bin Yahya Pekalongan

Dikisahkan juga, karena keahlian dalam berbahasa itulah banyak bupati-bupati belajar bahasa Inggris dan Belanda kepada Habib Ali yang saat itu didapuk sebagian pimpinan Bagian Tata Usaha se-Kerasidenan Pekalongan.

Dari sinilah Habib Ali mampu menyelipkan dakwahnya kepada para pejabat yang sebelum banyak dikenal sebagai abangan bahkan sebagian diantara mereka sebelumnya tidak melaksanakan sholat.

Kemampuan bahasa, bagi Habib Luthfi,  menjadi salah satu andalan para Wali Songo dalam berdakwah.

Sebelum datang ke Nusantara mereka mempelajari budaya Nusantara di India yang dikenal sebagai pusat penyebaran agama Hindu.

Baca Juga: Sudah Bersembunyi di Atas Bukit, Kewalian Guru Cantung Masih Tertangkap Radar Habib Luthfi

"Para wali menguasai Bahasa Melayu Kuno sehingga dakwahnya diterima dengan tangan terbuka oleh para pembesar Kerajaan di Aceh," tegas Habib Lutfi yang lahir pada 27 Rajab 1367 H bertepatan dengan 10 Nopember 1946 ini.

Dijelaskan pula, ayahanda Habib Luthfi meninggalkan tafsir bahasa Inggris yang disusun bersama Syekh Salim Sungkar. Namun keberadaan tafsir tersebut sampai sekarang masih misteri.

Habib Luthfi juga menegaskan bahwa menjadi penghafal Al-Qur'an bagi kalangan Alawiyin bukan merupakan sebuah kebanggan. Hal itu sudah lumrah bagi mereka, karena Al-Qur'an adalah merupakan sebuah rutinitas harian bagi seorang mukmin sebagaimana sholat.

Baca Juga: Habib Luthfi Datang, Kambing Langsung Tunduk dan Mendekat untuk Disembelih

"Para Habaib sebagaimana di Yaman, lebih bangga saat mereka mampu menghafal kitab-kitab seperti Ibnu Aqil Syarh Ibnu Aqil, Hasyiyah Bajuri Syarah Fathul Qorib dan kitab-kitab lainnya," tegasnya.

Dijelaskan juga terkait Makam Auliya Sapuro, yakni komplek Makam Habib Ahmad bin Abdullah Al-Atthas, Habib Hasyim bin Yahya dan makam habaib dan Ulama Pekalongan.

Di makam itu ada ratusan jasad yang masih utuh. Tak kurang 50 dari mereka adalah Ahlul Qur'an.

Baca Juga: Habib Luthfi Wali Besar Indonesia, Pengakuan Sayyid Muhammad Al-Maliki Makkah

"Maka seorang ulama pernah berkata Man Dakhala Sapuro Sapuro (Barangsiapa yang masuk ke Sapuro untuk beribadah' maka dia akan "disapuro" dimaafkan dosanya). Hal ini mengingat begitu banyak auliya' yang dikebumikan di sana," ungkap Habib Luthfi.***

 

Editor: Muhammadun

Tags

Terkini

Terpopuler