Ayah Gus Dur Pernah Usulkan Bung Hatta Jadi Ketua Umum PBNU, Ternyata Begini Kisah Sebenarnya

2 Januari 2023, 20:38 WIB
Ayah Gus Dur Pernah Usulkan Bung Hatta Jadi Ketua Umum PBNU, Ternyata Begini Kisah Sebenarnya /facebook/adib/

TOKOH - Ayah Gus Dur Pernah Usulkan Bung Hatta Jadi Ketua Umum PBNU, Ternyata Begini Kisah Sebenarnya. 

Ayah Gus Dur, KH Wachid Hasyim pernah mengusulkan kepada para kiai NU terkait posisi Ketua Umum PBNU yang kosong karena wafatnya KH Mahfudz Shiddiq. 

Bung Hatta menjadi sosok yang dituju ayah Gus Dur. Proklamator RI itu diusulkan KH Wachid Hasyim untuk menggantikan KH Mahfudz Shiddiq Jember.

Baca Juga: 31 Desember 2009, Detik-detik Pemakaman Gus Dur Dihadiri Jutaan Manusia Indonesia

Fakta itu terjadi tahun 1944, dimana PBNU masih dipimpin oleh Rais Akbar KH Hasyim Asy'ari atau kakek Gus Dur. 

Mengapa ayah Gus Dur, KH Wachid Hasyim pernah meminta almaghfurlah Bung Hatta proklamator kita untuk jadi Ketum PBNU?

Cendekiawan NU dan penulis buku-buku Islam Nusantara, KH Ahmad Baso memberikan penjelasan yang tak disangka siapa saja.

"Usai wafatnya Ketum PBNU KH Machfudz Shiddiq, kakak Kiai Achmad Siddiq Jember, pada 1944, para kiai sibuk mencari pengganti," katanya.

Dijelaskan, adalah Kiai Wachid Hasyim yang mengusulkan nama Muhammad Hatta waktu sudah terkenal di masa Jepang untuk dicalonkan sebagai posisi Ketum PBNU.

"Para kiai terkejut. Namun meminta Kiai Wachid sendiri menyampaiknnya ke Bung Hatta langsung pas ke Jakarta," tegas Kiai Ahmad Baso.

Baca Juga: Kiai Hamid Pasuruan Bertemu Nabi Sejak Kecil, Keramat Kiai NU Dikenal Seluruh Penjuru Bumi

Pada saat ke Jakarta, lanjutnya, Kiai Wachid menyampaikan suara para kiai NU itu ke Bung Hatta.

"Bung Hatta berterima kasih atas kepercayaan itu. Namun beliau belum menyanggupi untuk menjadi pemimpin di ormas Islam terbesar itu," tuturnya.

Apa yang menyebabkan Bung Hatta tidak menyanggupi permintaan menjadi Ketua Umum PBNU itu?

"Selain karena situasi represif militer Jepang atas kegiatan ormas Islam, juga karena kesibukan rencana persiapan kemerdekaan Indonesia," terang Kiai Baso yang produktif menulis banyak buku-buku NU dan Islam Nusantara.

Karena tidak menyanggupi, sambungnya, usulan itu pun kemudian dipending. Untuk sementara Kiai Masjkoer diminta menjadi Ketua Umum Tanfdiziyah PBNU.

"Pertanyaan kita mengapa Kiai Wachid begitu percaya pada Bung Hatta untuk memimpin NU?," kata Kiai Baso memberi rasa penasaran.

Ternyata, penasaran itu dijawab sendiri Kiai Ahmad Baso saat menemukan tulisan Bung Hatta pada tahun 1924.

"Ternyata saya temukan satu tulisan Bung Hatta yang bikin kagum bapaknya Gus Dur itu: ada satu tulisan Bung Hatta dalam Gedenkboek Indonesische Vereeniging di bulan Februari 1924," tegasnya.

Baca Juga: Keramat NU di Alam Kubur Rais Aam PBNU KH Bisri Syansuri Denanyar Jombang

Apa isi tulisan itu? Kiai Baso menjelaskan bahwa isi tulisan Bung Hatta menegaskan posisi umat Islam Indonesia jangan seperti Muslim di negara lain yang membantu imperialisme Inggris mencaplok negara-negara Arab dan Irak!

"Setelah kemerdekaan, tawaran Kiai Wachid untuk posisi Ketum PBNU itu tidak lagi muncul," sambung Kiai Baso.

Perubahan sikap ayah Gus Dur itu, kata Kiai Baso, bersamaan dengan dukungan Hatta kepada faksi modernis-puritan dalam Masyumi yang mulai condong mengikuti apa maunya blok imperialis Amerika sejak 1948.

"Hingga ada skandal Mutual Security Act di tahun 1951, hingga keeterbukaan Partai Masyumi kepada kapitalisme global, lalu NU keluar dari Masyumi di 1952 melanjutkan "chittah perdjuangan Masjumi"," tegas Kiai Baso. 

Menurut Kiai Baso, kalimat "chittah perdjuangan Masjumi" adalah istilah populer di tahun 1950 sebelum munculnya khittah NU, warisan Hadlratusysyekh KH Hasyim Asy'ari Rais Akbar NU dan Dewan Syuro Masyumi.

Keterangan KH Ahmad Baso tersebut dikutip dari catatan di facebook pribadinya yang diunggah pada 4 Juli 2020.***

 
Editor: Muhammadun

Tags

Terkini

Terpopuler