7 Kunci Sukses dan Keteladanan KH Abdullah Salam Kajen, Ahli Qur'an dan Mursyid Thariqoh

- 14 Februari 2022, 09:46 WIB
7 kunci sukses mbah dullah salam kajen
7 kunci sukses mbah dullah salam kajen /facebook/udin/

 

BERITA BANTUL - Salah satu ulama besar dari Pati Jawa Tengah adalah KH Abdullah Salam Kajen. Mbah Dullah, sapaan akrabnya, selalu tampil sejuk dan menyenangkan siapa saja. 

Mbah Dullah masih keturunan Syekh Mutamakkin, ulama besar yang hidup di masa pemerintahan Amangkurat IV sampai dengan Pakubuwana II sekitar tahun 1645-1740. 

Mbah Dullah, sosok ulama ahli Qur'an dan mursyid thariqoh. Santri dan jamaahnya ribuan, tersebar di berbagai penjuru kota dan pelosok kampung. 

Baca Juga: Mbah Dullah Salam Kajen Terima Amplop Tebal dari Dermawan, yang Terjadi Kemudian Tak Terduga, Kamu Pasti Kaget

Baca Juga: Kisah Bupati Menguji Kewalian Syaikhona Kholil Bangkalan, Cerita Gus Muwafiq dari Gus Dur

Banyak kisah karomah Mbah Dullah yang terus dikenang. Kisah-kisah itu bukan hadir di ruang kosong, tapi melalui perjuangan luar biasa, lahir batin, yang terus dikukuhkan dalam diri Mbah Dullah. 

Ada tujuh rahasia sukses Mbah Dullah. Sebagaimana yang dikutip BeritaBantul.com dari facebook Dr KH Jamal Ma'mur Asmani, ditegaskan tujuh rahasia itu. 

1. Mencintai ilmu dan mengamalkannya (حب العلم والعمل به).

Mbah Dullah,sosok pengelana ilmu. Sejak kecil sampai akhir hayatnya digunakan untuk belajar, mengajar, dan mengamalkan ilmu.

Perjalanan ilmiah Mbah Dullah dimulai dari menghafalkan Al Qur'an pada KH Said Madura, Perguruan Islam Matholi'ul Falah (PIM) Kajen, Hadlratussyaikh KH M Hasyim Asy'ari Tebuireng, KH Abdul Hamid Pasuruan, dan KH M Arwani Amin Kudus.

Perjuangannya merintis pesantren, mengajar santri thariqah dan mengawal PIM menjadi bukti amaliah ilmu beliau.

Baca Juga: Pesan Keramat Mbah Dullah Kajen yang Membuat Bergetar Siapa Saja

2. Menggabungkan Al Qur'an dan Kitab Kuning (الجمع بين القرأن والكتب الصفراء).

Mbah Dullah tidak hanya hafidhul Qur'an, tapi juga hamilul Qur'an karena beliau memahami kandungan Al Qur'an dan mengamalkannya. Beliau menguasai Al Qur'an dan Kitab Kuning sekaligus.

Ada orang yang menguasai kitab kuning, tapi tidak hafal Al Qur'an atau hafal Al Qur'an, tapi tidak menguasai kitab kuning.

Mbah Dullah menguasai dua-duanya. Beliau menyemak hafalan Al Qur'an para santri, mengajar Tafsir Jalalain, Irsyadul Ibad, Hikam, dan lain-lain.

Profile Ulama ini tidak banyak. Yang sedikit itu antara lain: KH Munawwir Jogja, KH Arwani Amin Kudus, dan KH Abdullah Zain Salam.

3. Istiqamah (استقامة).

Mbah Dullah adalah sosok pendidik yang istiqamah. Beliau menggawangi Perguruan Islam Mathali'ul Falah (PIM) secara istiqamah.

Jika ada pendapat bahwa PIM pernah mengalami masa fatrah (kekosongan), karena para kiai bersembunyi dari kejaran Kolonial Belanda-Jepang. Itu salah, karena PIM tidak pernah mengalami masa fatrah (kosong).

Baca Juga: Punya Allah Kok Tidak Dipikir, Gus Mus: Kalau Shalat Baca Allahu Akbar, di Dalam Hatinya Ada Siapa?

Mbah Dullah tidak pernah keluar dari Kajen. Beliau yang istiqamah mengawal PIM sampai akhir hayatnya.

Beliau tidak takut kecuali hanya kepada Allah, sesuai firman-Nya.

الا ان أولياء الله لا خوف عليهم ولا هم يحزنون

Ingatlah, sesungguhnya para kekasih Allah tidak ada rasa takut para mereka dan mereka juga tidak merasa susah.

Istiqamah beliau sangat kelihatan dalam menjalankan shalat Jamaah. Dalam keadaan apapun, shalat Jamaah dilakukan.

Para santri ditekankan melakukan shalat Jamaah. Dalam shalat Jamaah, Mbah Dullah mendidik kedisiplinan, kebersamaan, dan bertaqarrub kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala.

4. Menggabungkan usaha lahir dan batin (الجمع بين الظاهر والباطن).

Dalam melakukan sesuatu, misalnya mendidik santri dan masyarakat, Mbah Dullah menggabungkan usaha lahir dan batin.

Secara lahir, Mbah Dullah mengajar dengan penuh kesungguhan dan kedisiplinan dengan target tinggi.

Baca Juga: Allah Maha Semau Gue, Renungan Gus Mus untuk Manusia yang Sangat Kecil Ini

Secara batin, Mbah Dullah selalu bersedekah dan berdoa serta bertawassul. Para jamaah pengajian beliau diberi daharan. Para santri sering diberi daharan. Salah satu tujuan sedekah tersebut adalah untuk kesalehan dan keberkahan keluarga, khususnya anak cucu.

Secara lahir, beliau disiplin mengelola PIM dan Pesantren PMH Pusat. Beliau mendidik dan membimbing guru supaya punya standard akhlak tinggi sebagai teladan agung bagi anak didik.

Secara batin, beliau selalu bertawassul kepada Syaikh Ahmad Mutamakkin. Setiap malam Jumat beliau berziarah di makam Syaikh Ahmad Mutamakkin.

Dalam hal ekonomi, Mbah Dullah secara lahir berusaha. Banyak sekali usaha Mbah Dullah, seperti menjahit dan berdagang.

Secara batin, Mbah Dullah mengedepankan sifat qanaah dan menghindari tamak. Beliau bertawakkal kepada Allah.

Bahkan dalam perjalanan hidup, Mbah Dullah setelah aktif berusaha kemudian memilih maqam tajrid (menyepi) untuk mengajar santri dan mengabdi masyarakat.

5. Aktif di organisasi Nahdlatul Ulama (الجد والاجتهاد في جمعية نهضة العلماء).

Mbah Dullah adalah santri pendiri NU, Hadlratussyaikh KH M Hasyim Asy'ari. Maka bersama para santri Kiai Hasyim, seperti KH Suyuthi Abdul Qadir Guyangan dan KH Muhammadun Abdul Hadi, Mbah Dullah aktif mengembangkan NU.

Baca Juga: Gus Dur Memaknai Hadits 'Tuntutlah Ilmu Walau ke Negeri China'

Beliau aktif mengikuti forum Bahtsul Masail Diniyah dan menghadiri forum-forum organisasi, seperti Munas-Konbes dan Muktamar NU.

6. Sukses Mendidik Santri (نجاح تربية الطلبة).

Santri-santri Mbah Dullah tampil sebagai pemimpin dan Pengasuh Pondok Pesantren. KH M Aniq Muhammadun (Rais Syuriyah PCNU Pati, Pengasuh PP Mambaul Ulum Pakis Pati), KH Muharrar Ali (Rais Syuriyah 4 periode PCNU Blora, sampai sekarang Ketum MUI Blora), dan KH Hamdani (Ketum MUI Kudus dan Pengurus PCNU Kudus) adalah sebagian santri beliau.

Suksesnya santri tidak lepas dari keikhlasan dan keberkahan Mbah Dullah dalam mendidik dengan sungguh-sungguh dan tulus karena Allah.

7. Sukses Mendidik Anak (النجاح في تربية الاولاد).

Mbah Dullah serius menyiapkan anak didiknya menjadi kader-kader terbaik. Beliau membangun visi anak sejak kecil. Target menghafalkan Al Qur'an menjadi prioritas.

Setelah itu, anak-anaknya diasah kemampuan menguasai kitab kuning. Kedisiplinan, target tinggi, dan pengawasan total menjadi kunci sukses Mbah Dullah dalam mendidik putra-putrinya.

Dengan pertolongan Allah, putra-putri Mbah Dullah menjadi generasi pemimpin umat dan bangsa untuk meneruskan tugas leluhur dalam menyebarkan ilmu, ngemong masyarakat, dan mengembangkan organisasi.

Baca Juga: Humor Gus Dur, Copet Tertangkap di Terminal Joyoboyo, Ternyata Punya Kartu NU, Terjadilah Dialog Lucu

KH Nafi' Abdillah sampai wafatnya adalah Mustasyar PCNU Pati. Beliau pernah menjadi Katib Syuriyah PCNU Pati. KH Ahmad Zakki Fuad Abdillah sekarang menjadi Wakil Rais Syuriyah PCNU Pati.

"Refleksi ini saya sampaikan untuk acara Bedah Buku Keteladanan KH Abdullah Zain Salam bersama KH Mustain Dan KH Santoso di PMH Al-Kautsar Putri asuhan KH A. Zakki Fuad Abdillah Dan Hj. Rabi'ah Adawiyah, pada Selasa malam Rabu, 27 Jumadil Ula 14041/21 Januari 2020," tegas Kyai Jamal.

Demikian kisah sukses dan keteladanan Mbah Dullah, semoga bermanfaat.*** 

Editor: Muhammadun

Sumber: Facebook


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah