Siti Fatimah juga menolak untuk membantu Abu Sufyan. Persoalan datangnya Abu Sufyan itu disampaikan Siti Fatimah kepada suaminya.
Waktu bertemu dengan Abu Sufyan, Imam Ali berkata: "Mengenai persoalan itu Rasul Allah sudah mengambil pendirian tegas. Kami tidak dapat mengajaknya berbicara tentang itu..."
Sekarang habislah harapan Abu Sufyan. Ia pulang ke Makkah dengan tangan kosong.
Di Madinah, Rasul Allah mempersiapkan kaum muslimin untuk siaga menghadapi peperangan.
Setelah semua persiapan selesai, beliau berangkat memimpin pasukan muslimin berkekuatan 10.000 orang.
Setibanya dekat Makkah kaum muslimin diperintahkan supaya setiap orang menyalakan obor, sehingga waktu malam di tengah gurun pasir terang benderang seperti siang.
Pada malam itu juga Abu Sufyan bersama sejumlah orang Qureiys berangkat ke luar kota Makkah untuk mencari informasi tentang keadaan kaum muslimin.
Sejak beberapa waktu yang lalu ia tidak mendengarnya lagi, karena Rasul Allah dan para sahabatnya benar-benar merahasiakan rencana keberangkatan, agar jangan sampai diketahui oleh Quraisy sebelum tiba di Makkah.
Melihat ribuan obor menyala-nyala dari kejauhan, Abu Sufyan ketakutan. Ia berniat hendak kembali masuk kota sambil mempercakapkan ribuan obor dengan teman-temannya.