Rahasia Raden Rahmat Dapat Gelar sebagai Sunan Ampel

- 15 November 2022, 15:12 WIB
Maulana Habib Luthfi bin Yahya ziarah ke Makam Sunan Ampel di Surabaya
Maulana Habib Luthfi bin Yahya ziarah ke Makam Sunan Ampel di Surabaya /kemenag/

SEJARAH WALI - Ada rahasia khusus dalam diri Raden Rahmat yang mendapat gelar sebagai Sunan Ampel.

Sunan Ampel bukan saja seorang ulama yang dikenal unggul kealiman dan kewaliannya, tapi juga masyhur karomahnya. 

Diantara wali songo, sosok Sunan Ampel menjadi guru sangat penting bagi wali songo lainnya. 

Baca Juga: Ilmu Ruhani yang Diajarkan Sunan Ampel kepada Murid-muridnya

Dijelaskan, bahwa usaha dakwah Islam Sunan Ampel yang persuasif dengan pendekatan kekeluargaan dan penuh empati, tidak praktis bisa diterima oleh masyarakat yang didakwahi.

Babad Tanah Jawimisal, menuturkan bagaimana penguasa Madura bernama Lembu Peteng mengusir dua orang ulama utusan Sunan Ampel, Khalifah Usen dan Syaikh Ishak. 

Bahkan, tak cukup mengusir kedua utusan itu, Lembu Peteng dikisahkan telah datang ke Ampeldenta, menyamar dan berbaur degan santri. Saat shalat Isya` akan dimulai, Lembu Peteng bersembunyi di kulah, tempat wudu. 

Sewaktu melihat Sunan Ampel, ia mendekat dan menikamkan sebilah keris yang sudah dihunus. Namun, usaha itu gagal, dan Lembu Peteng dikisahkan mau memeluk Islam setelah peristiwa itu.

Baca Juga: Sunan Kalijaga Dalang Sangat Masyhur yang Paling Dicintai Masyarakat, Ternyata Ini Rahasianya

Dalam menjalankan ajaran Islam berupa shalat, Sunan Ampel juga mendapat tantangan karena shalat dengan gerakan-gerakan ritualnya dianggap aneh.

Di dalam Babad Tanah Jawi digambarkan bagaimana orang-orang menertawakan Sunan Ampel karena melakukan ibadah shalat yang dianggap aneh.

(putra Champa/ ngabekti Yang Widi/ tiningalan ing wong Majalangu/ padha
gumuyu kabeh/ ujare wong Majalangu/ bodho temen bocah puniki/ ngadep
ngulon bocah tetiga/ cangkeme celathu/ tangane ngakep dhadha/ dengkule
dipun pijeti/ tumulya ngambung kelasa//).

Namun, Sunan Ampel dikisahkan sangat sabar menghadapi semua celaan. Bahkan, saat dicela karena memilih-milih makanan—menolak makan babi dan katak tetapi memilih makan daging kambing yang apak—Sunan Ampel dituturkan tetap sabar dan tidak marah.

Baca Juga: Strategi Dakwah Sunan Ampel Melalui Jaringan Kekerabatan dan Penguasa Lokal

(nulya ana wong anom suwiji/ mara ngucap/ maring putra Champa/ ya iku
kurang pikire/ babi gurih datan ayun/ kodhok kungkang datan binukti/ amilih
daginge menda/ ambune pan perangus/ ananging putra Champa/ datan duka
maring bocah Majapahit/ mila bocah maksih nom noman//)

Demikianlah, gelar susuhunan atau sunan yang diperuntukkan bagi Raden Rahmat dalam bentuk Susuhunan Ampel atau Sunan Ampel, memiliki dua makna yang saling menguatkan satu sama lain.

Pertama, sebutan susuhunan atau sunan diberikan kepada Raden Rahmat karena kedudukannya sebagai Raja (Bhupati) Surabaya yang berkediaman di Ampel, sehingga menjadi Susuhunan
atau Sunan Ampel.

Kedua, sebutan susuhunan atau sunan diberikan kepada Raden Rahmat karena kedudukannya sebagai guru suci di Dukuh Ampel yang memiliki kewenangan melakukan diksha (baiat) kepada siswa-siswa rohaninya.

Baca Juga: TERBONGKAR, Guru Bangil Temui 40 Waliyullah yang Sembunyi di Makam Sunan Ampel

Demikian penjelasan yang dikutip dari buku Atlas Walisongo karya Agus Sunyoto.***

Editor: Muhammadun


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah