Konflik Habaib dan Keluarga Walisongo (4): Kenapa Suka Mengumpat, Kasar dan Merendahkan Pribumi?

- 30 Mei 2023, 18:36 WIB
KH Ali Badri Pasuruan mengupas cara dakwah yang kasar, suka mengumpat dan penuh kata-kata mengerikan
KH Ali Badri Pasuruan mengupas cara dakwah yang kasar, suka mengumpat dan penuh kata-kata mengerikan /facebook/ali.azmatkhan.98/

Jadi, sikap dan cara dakwah Rasulullah SAW saat di Makkah bisa kita teladani ketika kondosi kita lemah, seperti saat kita jadi rakyat dan hendak memberi nasehat pada penguasa.

Sedangkan saat Rasulullah SAW di Madinah, beliau telah menjadi orang kuat nomor satu di sana, beliaupun terkadang bersikap keras, yaitu pada musuh-musuh kemanusiaan dan kebenaran yang susah diajak damai dengan cara lembut.

Maka kalau anda pendakwah yang suka marah, jadilah Presiden dulu baru marah-marahin Kapolri kalau tidak tegas pada pelanggaran judi misalnya.

Kalau anda hanya rakyat biasa dan hendak menasehati Presiden maka gunakan cara yang diajarkan oleh Allah kepada Nabi Musa AS ketika hendak berdakwah pada Raja Fir'aun.

Baca Juga: Keberkahan Keluarga Habaib Itu Nyata, Dicintai Jutaan Umat Islam di Indonesia

Al-Qur'an menceritakan kisah Nabi Musa AS itu agar kita meneladani beliau.

Sedangkan memberi nasehat dengan kasar itu tidak boleh digunakan di semua tempat dan semua keadaan, seperti mengumpat dengan menyebut semisal kalimat "jancuk", "asu", "celeng", "matamu picek" dan sebagainya.

Tadi saya katakan bahwa keras itu bahkan bisa fatal, dan akan menjadi fatal sekali apabila dibarengi dengan kata-kata kasar.

Misalnya pada suatu malam ada pejabat zhalim yang mulai sadar dan hendak memperbaiki diri, dia berniat esok harinya akan mendiskusikan hal ini dengan para penasehat ahli dan orang-orang kepercayaannya, namun begitu bangun tidur ia mendapat kiriman link Youtube berisi ceramah yang mencaci maki dirinya, ia dibilang bodoh, goblok, anjing, babi, banci, pengecut dan sebagainya.

Iapun menjadi jengkel dan lupa kalau tadi malam sudah sadar dan berniat untuk memperbaiki diri, berhari hari ia larut dalam kejengkelan, apalagi teman-temannya juga memanas-manasi, iapun tidak jadi memperbaiki diri.

Halaman:

Editor: Amrullah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x