Militer Beijing Siaga Kuasai Natuna, Mampukah Monster Laut Indonesia Melawan China?

12 April 2022, 12:16 WIB
Presiden China Xi Jinping Tinjau Kesiapan Pasukan Militer /Xinhua/

BERITA BANTUL - Beijing terus pamerkan kekuatan militer China kepada dunia. Pernyataan tajam Beijing kepada Amerika jadi tanda utamanya. 

Krisis Ukraina yang akut itu, Beijing justru bersuara bahwa penjahat utamanya adalah Pentagon. Suara lantang, tak ada rasa takut. 

Ini juga terkait Taiwan yang makin mesra dengan AS. Beijing berikan kritik tajam kepada Ketua DPR AS.

Baca Juga: Ekspansi Nuklir China Hebohkan Dunia, Amerika Tidak Mau Hegemoninya Disaingi

Sejak kontestasi dengan Presiden Trump, China dengan gagah melakukan perang dagang dengan Amerika. 

China bongkar semua bobroknya dunia yang diakibatkan dominasi Amerika. China ingin tampil sebagai raksasa dunia baru, bersaing dengan AS. 

Modernisasi alutsista menjadi acuan utama China untuk bisa tampil dominan di dunia. Militer China ingin tampil sebagai penyeimbang dunia. 

Komandan armada AS dari komado Indo-Pasifik, Laksamana John. C. Aquilino bongkar rahasia kekuatan militer China.

Baca Juga: Cek Informasi Cuti Bersama Lebaran 2022: 10 Hari Libur, Mulai 29 April Sampai 6 Mei

Aquilino tak menampik jika China memiliki kekuatan tempur yang memang snagat mumpuni.

Dia bahkan menuturkan bahwa China selama dua dekade terakhir terus meningkatkan kekuatan militer dengan sangat agresif.

“Komandan AS mengatakan bahwa ini adalah pengembangan militer paling serius dan agresif oleh China dalam dua dekade terakhir,” tulis The Eurasian Times.

Tak heran jika China terus meningkatkan kekuatan militernya, ini ternyata berhubungan dengan klaim Beijing di Laut China Selatan atau di Indonesia lebih dikenal Laut Natuna Utara.

China diketahui mengklaim hampir keseluruhan Laut Natuna Utara.

Baca Juga: 144 Triliun Cadangan Gas Bumi di Natuna, China Siapkan Strategi Merebutnya dari Indonesia

Klaim China di Laut Natuna Utara itu melanggar batas-batas teritorial berbagai negara di ASEAN.

Untuk mendukung kekuatan militer China di Laut Natuna Utara, Beijing dilaporkan membangun pangkalan militer di pulau buatan di kawasan tersebut.

Namun China senndiri menolak jika negaranya melaanggar batas teritorial tetangga di Laut Natuna Utara.

Karena China ngotot jika Laut Natuna Utara hampir seluruhnya hak teritoria Beijing.

“Seorang juru bicara China menanggapi dan berkata: Sebuah negara berdaulat secara alami berhak untuk menyebarkan fasilitas pertahanan yang diperlukan di wilayahnya.

Baca Juga: TRAGIS Dikabarkan Bunuh Rakyat Sendiri, Ukraina Main Mata Fitnah Rusia Lakukan Kejahatan Perang

Ini konsisten dengan hukum internasional dan tanpa cela, bagi China untuk melakukannya.” tambhanya.

Laporan yang dibagikan The New Indian Express pada 7 Januari lalu menuturkan bahwa sekitar 80 persen Laut Natuna Utara di klaim China.

Lantas apa yang menyebabkan militer China bisa disebut lebih berbahaya dari Rusia?

Laporan yang diterbitkan The Eurasian Times menuturkan setidaknya ada 3 alasan mengapa China lebih berbahaya dari Rusia, meliputi:

Pertama, kontrol China atas Laut Natuna Utara atau Laut China Selatan.

“China sekarang mengklaim semua wilayah di dalam sembilan garis putus-putus sebagai perairannya. Selain itu, ia mendukung klaim, dengan tindakan fisik jika diperlukan.” terang sumber.

Baca Juga: MENGERIKAN, Mayat-mayat Warga Ukraina di Ruang Bawah Tanah, Takut Kena Gempuran Militer Rusia

Saat ini dengan adanya undang-undang Penjaga Pantai (Coast Guard) baru tahun 2021 yang memungkinkan kapal penjaga pantai China menembaki kapal mana pun.

Ini bisa dilakukan jika kapal ‘lawan’ yang tidak mematuhi instruksi mereka di area yang dianggap milik China.

“Dengan demikian, lintas kapal yang tidak bersalah dari negara-negara pesisir, atau kapal-kapal yang melewati semuanya dapat menjadi sasaran tindakan agresif CG (Coast Guard) Tiongkok. Kapal-kapal CG ini hampir selalu didukung oleh kapal-kapal PLAN (Angkatan Laut), jika muncul ancaman yang lebih besar.” imbuhnya.

Kedua, dengan menggunakan undang-undang domestik mereka dan menerapkannya di LCS, China sekarang mengejar penangkapan ikan yang agresif melalui armadanya di LCS, ke mana pun armada China ingin pergi.

Hal ini menyebabkan gesekan di Laut Natuna dengan Indonesia juga. Armada penangkapan ikan ini didukung oleh kapal CG untuk melindungi mereka.

Baca Juga: 144 Triliun Cadangan Gas Bumi di Natuna, China Siapkan Strategi Merebutnya dari Indonesia

“Armada penangkapan ikan ini beroperasi seolah-olah ini adalah perairan Cina, mengusir nelayan lokal, mengabaikan hukum internasional UNCLOS, dan tidak terlalu peduli dengan IUU.” jelas The Eurasian Times.

Ketiga adalah bahwa kapal-kapal China di LCS sekarang tidak memainkan peran pencegah atau hanya menunjukkan bendera.

Mereka memiliki niat yang jelas untuk mencegah orang lain keluar dan memaksakan kehendak mereka.

Artinya, kapal mereka apakah CG atau pukat nelayan dapat menantang kapal lain di daerah tersebut.

Kasus tabrak kapal penjaga pantai Filipina, kapal penangkap ikan negara lain, anjungan lepas pantai Vietnam, dan sejenisnya telah menjadi catatan.

Ini menunjukkan bahwa undang-undang CG dan dukungan untuk armada penangkapan ikan sepenuhnya diterapkan dalam apa yang dianggap China sebagai yurisdiksi mereka yang mencakup hampir seluruh LCS.” jelas sumber.

Baca Juga: China Luncurkan Rudal Pembunuh Amankan Kawasan Indo-Pasifik, Australia dan AS Ketakutan?

Mampukah Monster Laut Indonesia Melawan China?

Tantangan serius bagi Indonesia untuk menghadapi militer China yang makin modern. Natuna Utara yang selalu jadi titik konflik bisa bahaya.

Dikutip dari ZonaJakarta.com, dilaporkan bahwa Media China workercn.cn pada 3 Maret 2022 yakin bila Indonesia mampu membuat 50 unit kapal perang hanya dalam waktu dua tahun saja.

Karena Indonesia telah berinvestasi dibidang maritim senilai 125 miliar dolar AS.

Uang sebanyak ini tentu bakal memboost industri pertahanan di Indonesia.

"Dalam beberapa tahun terakhir, Indonesia telah banyak berinvestasi dalam modernisasi pertahanan nasional, dengan giat mempromosikan pembelian militer asing, dan mengusulkan untuk menghabiskan 125 miliar dolar AS untuk pengadaan peralatan angkatan laut dan angkatan udara dalam 20 tahun ke depan, 50 kapal permukaan dalam dua tahun ke depan," jelas workercn.cn.

Pengamat militer China, Cao Weidong lantas memprediksi kapal perang Indonesia akan yang paling canggih di kawasan ASEAN.

"Di bidang maritim, Indonesia akan mengembangkan kapal permukaan dan kapal selam.

Di udara, Indonesia juga memperkuat konstruksi angkatan udara untuk bersaing memperebutkan supremasi," jelas Cao kepada workercn.cn.

Baca Juga: PBB 'Pecat' Rusia dari Anggota Dewan HAM, China: Menambah Bahan Bakar ke Api

Ditopang perekonomian yang terus naik, Cao yakin Indonesia akan jadi militer terkuat di ASEAN.

Penduduk Indonesia masih relatif besar, kekuatan ekonominya juga meningkat, Indonesia mungkin juga ingin menjadi kekuatan militer regional (ASEAN)," jelas Cao dikutip daro workercn.cn.

Apa yang diutarakan Cao nampaknya benar karena Indonesia akan mempersenjatai monster laut miliknya dengan senjata baru.

Senjata yang dipasangkan ialah meriam kaliber 30 mm SMASH MUHAFIZ buatan Aselsan Turki.

Turdef.com melaporkan pada 14 Maret 2022, meriam 30 mm itu akan dipasangkan setidaknya ke tiga kapal coast guard Indonesia.

Ketiganya dipasangi meriam tersebut untuk mengantisipasi perlawanan coast guard China di Natuna Utara.

Baca Juga: China Main Belakang Incar Kekayaan Natuna, Mampukah Indonesia Mewaspadainya?

"Menyusul perselisihan antara China dan Indonesia atas perairan Natuna, Indonesia memutuskan untuk meningkatkan persenjataan angkatan lautnya tanpa memprovokasi China.

Badan Keamanan Laut Republik Indonesia (Bakamla) yang bertanggung jawab atas patroli dan penyelamatan maritim memutuskan untuk mengupgrade kapalnya dengan ASELSAN 30 mm RCWS Muhafız (Guardian) Turki," tulis Turdef.com.

Turdef.com menjelaskan jika Natuna Utara menjadi wilayah yang diklaim China.

"China mengklaim Laut China Selatan adalah wilayahnya berdasarkan Nine-dash line atau sembilan garis putus-putus.

China mengklaim daerah itu adalah tempat nelayan telah memancing selama berabad-abad, dan penjaga pantai China memberikan keamanan mereka.***

Editor: Muhammadun

Sumber: Zona Jakarta

Tags

Terkini

Terpopuler