NU Makin Besar Jumlah Warganya, Tembus 120 Juta, Ini Rahasianya Menurut Gus Yahya

6 Februari 2022, 21:57 WIB
Jumlah warga NU terus membesar menurut Gus Yahya /antara/

BERITA BANTUL - Nahdlatul Ulama (NU) adalah organisasi kemasyaratakan yang dirikan para ulama di Surabaya, 31 Januari 1926 bertepatan 16 Rajab 1344 H. 

Tokoh sentral NU tak pernah lepas dari tiga tokoh dari Jombang, yakni KH Hasyim Asy'ari Tebuireng, KH Wahab Chasbullah Tambakberas dan KH Bisri Syansuri Denanyar.

Memasuki abad ke-21, tokoh penting NU adalah KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) yang menjabat Ketua Umum PBNU sejak 1984-1999. Tahun 1999, Gus Dur naik jadi Presiden RI. 

Baca Juga: Puisi Gus Mus Negeri Teka-teki, Kamu Akan Merasakan Dustamu Sendiri

Baca Juga: Nasi Kikil Kesukaan Gus Dur, Cukup Siapkan Rp15 Ribu, Sajian Daun Pisang Rasanya Jadi Maknyus

Dalam perjalanannya, NU tak pernah dilepaskan dari berbagai problem kebangsaan dan kenegaraan. NU selalu terdepan menjaga kedaulatan NKRI. 

Karena itu, NU akhirnya terus hadir di berbagai ruang publik. Perannya makin besar dan menyentuh basis persoalan warga. Jumlah warga NU juga terus naik, bukan turun.

Sebagaimana dikutip BeritaBantul.com dari kanal YouTube Al-Munawwir TV, Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf menjelaskan bahwa Nahdlatul Ulama adalah organisasi besar yang dalam perjalanannya semakin membesar.

"Catatan sejarah menegaskan kian besarnya NU. Pada Pemilu 1955, Ketika menjadi partai politik, NU tercatat memiliki konstituen sebesar 18 persen. Membesarnya NU tak mampu dibendung oleh Rezim Orde Baru yang selama 32 tahun kekuasaannya berupaya mengkerdikan dan membatasi ruang gerak organisasi para kyai dan santri ini," tegas Gus Yahya, sapaan akrabnya, dalam momentum Haul ke-83 KH Munawwir Krapyak Yogyakarta, 13 Januari 2022, yang disiarkan Al-Munawwir TV. 

Baca Juga: Suami Nakal Suka Lirik Tetangga Sebelah, Jangan ke Dukun, Amalkan Doa Kyai Ghofur Sunan Drajat Lamongan

Gus Yahya menambahkan, tatkala Orde Baru tumbang, NU tetap berdiri dengan jumlah warga yang kian membesar.

“Hasil survey (sebuah lembaga) pada tahun 2019, yang mengaku ikut NU itu berjumlah 50,7 % dari seluruh penduduk Muslim di Indonesia. Itu artinya ada lebih dari 120 juta orang NU di negeri ini,” lanjut Gus Yahya yang juga alumni Pesantren Al-Munawwir Krapyak.

Apa rahasianya NU terus naik tajam jumlah warganya ini? 

Ketua Umum PBNU yang ngaji di Krapyak kepada KH Ali Maksum ini menjelaskan bahwa makin besarnya jumlah warga NU itu berkat jasanya para kyai pesantren.

"Kian membesarnya NU itu berkat jasa para Kyai yang istiqomah menunggui pondok pesantren serta mengajar para santri dan masyarakat," tegasnya.

Baca Juga: Ketulusan Kyai Saryono Wakafkan Tanah Senilai Rp1,6 Miliar untuk NU

Dan keberadaan para kyai saat ini, lanjutnya, yang mendapatkan kepercayaan publik untuk mendidik santri dan masyarakat umum bukan karena perjuangannya sendiri, tetapi merupakan lungsuran kramate sing duwur—warisan keramat para kyai pendahulu.

“Jadi, NU itu besar seperti ini karena mendapatkan warisan kramat kyai pendahulu kita, seperti Kyai Hasyim Asy’ari, Mbah Wahab Hasbullah, Mbah Bisri, Mbah Munawwir, Mbah Ali Maksum, dan Kyai-Kyai lainnya,” tegasnya.

Karena itu, kata Gus Yahya, jasa para pendiri NU dan para kyai pendahulu itulah yang harus selalu diingat oleh semua aktivis NU, terutama mereka yang saat ini mendapatkan mandat sosial dan politik dari nahdliyyin.

Baca Juga: Tujuh Kunci Sukses KH Maimoen Zubair Berhasil Menjadikan Anak dan Santrinya Menjadi Ulama Besar

"Dengan menyadari jasa, perjuangan, dan kramat para Kyai tersebut, kita diharapkan tidak terjerembab ke dunia usaha penyewaan kuburan alias tukang rental maesan (batu nisan) para leluhur," kata Gus Yahya yang juga putra KH Cholil Bisri, Rembang Jawa Tengah.***

 

Editor: Muhammadun

Sumber: Almunawwir TV

Tags

Terkini

Terpopuler