Ini Rahasia Pesantren Al Munawwir Krapyak Jadi Tempat Pertemuan Ulama Al Qur'an Nusantara 2022

- 18 November 2022, 06:09 WIB
Gus Hilmy berikan sambutan saat acara Multaqo Ulama Al Qur'an Nusantara 2022 di Pesantren Al Munawwir Krapyak Yogyakarta
Gus Hilmy berikan sambutan saat acara Multaqo Ulama Al Qur'an Nusantara 2022 di Pesantren Al Munawwir Krapyak Yogyakarta /beritabantul/

Lebih lanjut, dia dan lembaganya berkomitmen untuk memberikan akses pendidikan kepada pengajar maupun pembelajar Al-Qur’an dengan berbagai beasiswa. 

“Dipilihnya Pondok Pesantren Al Munawwir sebagai lokasi penyelenggaraan Multaqa Ulama Al-Qur’an pertama karena merupakan pondok pesantren pertama yang mengawali pembelajaran Al-Qur'an yang sistematis di Jawa, bahkan di Nusantara,” kata Guru Besar Ilmu Tafsir UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta tersebut. 

Mewakili tuan rumah, Dr. H. Hilmy Muhammad, M.A. menyampaikan bahwa Pondok Pesantren Al Munawwir sejak resmi beroperasi pada 1911 hingga hari ini, telah mengembangkan diri tidak hanya berfokus pada pengajaran Al-Qur’an, melainkan juga menyelenggarakan sekolah formal. 

“Terdapat berbagai lembaga pendidikan, MI, MTs, MA, SMP, SMA, SMK, Ma’had Ali, maupun diniyah takmiliyah, dengan total sekitar 5000-an santri yang tersebar di berbagai lembaga dan asrama. Sementara Al-Quran diajarkan sebagai kurikulum utama, melalui metode bin nadhor dan bil ghoib,” jelas pria yang merupakan anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI tersebut. 

Baca Juga: Rahasia Mendapat Rizki Melimpah dan Ilmu Laduni, Amalkan Ijazah Surat Al Fatihah Mbah Hamid Pasuruan

Pria yang akrab disapa Gus Hilmy tersebut mengingatkan bahwa ada hal penting yang harus dibahas dalam pertemuan para ulama Al-Qur’an tersebut, yaitu tantangan memasyarakat Al-Qur’an, bagaimana agar masyarakat mampu membaca dan memahami Al-Qur’an dengan baik. 

“Oleh sebab itu, kami mengusulkan dua hal. Pertama, merekomendasikan penambahan kurikulum pembelajaran agama di sekolah-sekolah formal maupun perguruan tinggi agar peserta didik dapat lebih memahami Al-Qur’an," tegasnya.

"Yang kedua, pembelajaran Al-Qur’an perlu diurus kurikulumnya. Jangan sampai pembacaan yang belum layak tetapi sudah berani menghafalkan Al-Qur’an. Bacaannya diperbaiki dulu kualitasnya, baru boleh menghafalkan Al-Qur’an,” lanjut pria yang juga anggota Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat tersebut. 

Sebelum menutup sambutannya, Katib Syuriah PBNU tersebut berseloroh bahwa kegiatan di pesantrennya tersebut merupakan saingan kegiatan bikinan Presiden Jokowi di Bali. 

“Saya jadi ingat, bila Presiden Jokowi malam ini di Bali mengadakan pertemuan G20, maka kita di sini mengadakan pertemuan Q30, alias pertemuan para ulama pecinta Al-Qur’an 30 juz,” kata Gus Hilmy disambut tawa para peserta. 

Halaman:

Editor: Muhammadun


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah