Jokowi Disamakan Soeharto, Media Asing Sorot Gibran Disiapkan Pimpin Jakarta

- 29 Maret 2022, 07:48 WIB
Jokowi Disamakan Soeharto, Media Asing Sorot Gibran Disiapkan Pimpin Jakarta
Jokowi Disamakan Soeharto, Media Asing Sorot Gibran Disiapkan Pimpin Jakarta /facebook/jokowi/

BERITA BANTUL - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mendapat sorotan tajam dari media asing terkait langkah-langkah politiknya yang dinilai sama dengan Soeharto.

Kemiripan dengan Soeharto itu dikaitkan langkah Jokowi yang senang membangun proyek infrastruktur. 

Jokowi juga dinilai menyiapkan anaknya, Gibran Rakabuming Raka untuk pimpin DKI Jakarta.

Baca Juga: Jokowi Terancam Jatuh, Media Asing dari London Soroti 2 Indikator

Media asing itu adalah The Economist, salah satu media yang sangat berpengaruh dan prestisius yang berbasis di London, Inggris.

The Economist menerbitkan sebuah artikel terkait masa depan politik Jokowi.

Secara rinci, The Economist membuka delapan poin penting yang menyentil Jokowi, mulai kesamaannya dengan Soeharto sampai cara Jokowi bangun dinasti politik. 

Artikel The Economist itu dibedah oleh konsultan media dan politik, Hersubeno Arief. 

Baca Juga: Putin dan Biden Akan Hadiri KTT G20 di Bali, Jokowi Dinilai dalam Bahaya

Menurut Herbuseno, The Economist tidak hanya sekali membuat artikel kritis terkait Jokowi. Jelang berakhirnya masa jabatan Jokowi periode pertama, The Economist juga kritik Jokowi sangat tajam. 

"Menurunkan artikel yang sangat tajam dan menyebut Jokowi sebagai presiden yang inkompeten alias tidak kompeten," kata Hersubeno Arief, dikutip BeritaBantul.com dari kanal Youtube Hersubeno Point, Rabu, 29 Maret 2022.

 

Herbuseno pun menuturkan delapan poin penting terkait Jokowi dari artikel The Economist tersebut.

"Ada beberapa poin penting dari artikel the economist tadi, pertama Jokowi Adalah figur populer yang memulai karirnya karena keberhasilannya sebagai walikota Solo kemudian menjadi gubernur DKI dan kemudian melenggang menuju istana presiden," tuturnya, Sabtu, 26 Maret 2022.

Baca Juga: Bantu Kampanye Jokowi Tahun 2014 dan 2019, Deddy Tanyakan Bayaran Rara Pawang Hujan

Kemudian yang kedua, Jokowi merupakan figur pertama yang menjadi Presiden bukan berasal dari elit politik atau kalangan militer.

"Ketiga, Jokowi juga merupakan figur yang tidak terkait dengan Soeharto yang oleh The Economist disebut sebagai seorang diktator," ujar Hersubeno Arief.

Akan tetapi, The Economist mengatakan bahwa Jokowi berubah begitu dia berkuasa.

"Keempat, ternyata Jokowi setelah berkuasa dia berubah, dia sama saja dengan Soeharto mengendalikan kekuatan politik dan mengkooptasi tentara," kata Hersubeno Arief.

Baca Juga: 4 Sosok Gaib di Belakang Jokowi, Rahasia Terdalam Weton Sang Presiden Indonesia yang Disukai Para Khodam

Kemudian yang berikutnya, The Economist menyoroti bagaimana Jokowi berusaha memperpanjang masa jabatannya.

"Kelima, setelah masa jabatannya habis Jokowi bersama antek-anteknya, ini istilah yang dipakai The Economist, itu berusaha memperpanjang masa jabatannya," ucap Hersubeno Arief.

Keenam, Jokowi dinilai The Economist memiliki kesamaan dengan Soeharto, yakni senang membangun berbagai proyek infrastruktur.

"Nah cuman ada bedanya ini, Soeharto yang mempunyai tipe ekonomi yang merencanakan prioritas dan kroninya yang melaksanakan. Sebaliknya ini Jokowi kroninya yang menentukan prioritas," kata Hersubeno Arief.

Baca Juga: Mahfud MD Bongkar Rahasia Gus Dur Difitnah dan Jatuh dari Kursi Presiden

Kemudian yang ketujuh, Jokowi disebut mencoba membangun sendiri dinasti politiknya.

"Ketujuh, Jokowi bukan berasal dari sebuah dinasti politik tapi dia sendiri yang kini mencoba membangun dinasti politik," ujar Hersubeno Arief.

"Tadi dia menyebut Putra Presiden Jokowi, Gibran sekarang menjadi Walikota Solo itu dipersiapkan untuk menjadi gubernur Jawa Tengah tapi banyak juga kalau di Indonesia menyebutnya dia dipersiapkan untuk menjadi gubernur DKI Jakarta," tuturnya menambahkan.

Kemudian yang kedelapan, The Economist menyoroti ambisi Jokowi dalam membangun Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara.

Baca Juga: Rp3 Miliar Tarif Jadi Menteri, Mahfud MD: Gus Dur Bersih dari Korupsi, Angkat Pejabat Tanpa Perantara

"Kedelapan, ambisinya membangun ibukota baru sangat bergantung pada keberhasilannya memperpanjang masa jabatan," kata Hersubeno Arief.***

Disclaimer: Artikel ini pertama kali tayang di Pikiran-Rakyat.com pada 27 Maret 2022 dengan judul '8 Poin Penting Artikel The Economist Soal Jokowi, dari Perpanjang Masa Jabatan hingga Disamakan Soeharto'.

Editor: Ahmad Amnan

Sumber: Youtube Hersubeno Point


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah