Hikmah dari itu semua yang menjadikan Buya Yahya dan sahabat-sahabatnya baik yang di Cirebon atau yang di luar Cirebon untuk berusaha mencari tempat yang lebih leluasa sebagai pusat resmi Lembaga Pengembangan Dakwah Al-Bahjah termasuk di dalamnya adalah Pondok Pesantren Al-Bahjah.
Dan akhirnya jatuhlah pilihan pada satu tempat yang disebut dengan Kelurahan Sendang Kec.Sumber Kab. Cirebon. Sebuah lokasi Pesantren ditengah sawah yang jauh dari pemukiman masyarakat.
Bangunan pertama adalah sebuah gubuk kecil dan aula besar dengan ukuran 15 x 25 M yang dijadikan ruang serba guna mulai dari majelis ta’lim mingguan dan tempat belajar anak-anak santri.
Kemudian disusul bangunan masjid dengan ukuran 15 x 15 M dan 8 kamar asrama santri, rumah pengasuh dan 20 kamar mandi berikut studio Radio-Qu Fm.
Terhitung di satu itu semua menjadikan Buya Yahya dan sahabat-sahabatnya baik yang di Cirebon atau yang di luar Cirebon berusaha untuk mencari tempat yang lebih leluasa sebagai pusat resmi Lembaga Pengembangan Dakwah Al-Bahjah termasuk di dalamnya adalah Pondok Pesantren Al-Bahjah.
Akhirnya jatuhlah pilihan pada satu tempat yang disebut dengan Kelurahan Sendang Kecamatan Kabupaten Cirebon.
Sebuah lokasi di tengah sawah yang jauh Setelah Buya Yahya mendapat izin dari Al-Habib Abdullah Bin Muhammad Baharun untuk membangun pesantren, ada pesan istimewa agar mudah dalam mendirikan pesantren yaitu “Agar tidak usah repot meminta-minta dana dari siapa pun, akan tetapi berangkat dari kesederhanaan dan seadanya”.
Atas petunjuk Al-Habib Abdullah Bin Muhammad Baharun tersebut pembangunan pesantren sungguh sangat mudah tanpa ada kesusahan apapun.
Baca Juga: Setelah Sakit Apakah Derajat Manusia Langsung Diangkat Allah, Buya Yahya Jelaskan Tahapannya Begini